Kunjungan Menlu AS Dapat Digunakan RI untuk Diplomasi soal Palestina

29 Oktober 2020 11:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi saat menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo, Jakarta, Kamis (29/10). Foto: Kemlu RI
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi saat menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo, Jakarta, Kamis (29/10). Foto: Kemlu RI
ADVERTISEMENT
Hari ini Menlu AS Mike Pompeo tiba di Indonesia. Anggota Komisi I DPR Willy Aditya merespons positif kunjungan Menlu AS tersebut.
ADVERTISEMENT
Ia menyebut momentum kunjungan Mike Pompeo itu bisa dijadikan untuk menyampaikan sejumlah pesan diplomasi. Misalnya soal isu Palestina.
"Kunjungan ini dapat kita manfaatkan menyampaikan pesan diplomasi seperti Palestina, ketegangan di Laut China Selatan, dan lain – lain," kata Willy, Kamis (29/10).
Wakil Ketua Fraksi NasDem itu mensuturkan, sebagai negara berdaulat, Indonesia memiliki kebijakan luar negeri bebas dan aktif yang tidak dapat dipengaruhi negara tertentu. Karena itu, menurut dia, hubungan baik Indonesia dengan negara sahabat seperti Amerika Serikat, China, dan negara lainnya tidak dapat diseret untuk kepentingan pihak tertentu.
“Kita punya misi politik luar negeri dan diplomasi tersendiri yang harus kita perjuangkan. Misi tersebut harus disampaikan Pemerintah Indonesia kepada Menlu Pompeo. Tentang kemerdekaan Bangsa Palestina, meredakan ketegangan di Laut China Selatan, dan terutama kerja sama dunia menangani pandemi dan dampak sosial ekonomi harus menjadi prioritas," tutur Willy.
ADVERTISEMENT
"Itu harus dibawa pulang Menlu Pompeo ke Amerika Serikat setelah kunjungan di Indonesia,” imbuhnya.
Ketua DPP NasDem Willy Aditya. Foto: Dok. Pribadi
Lebih lanjut, Ketua DPP NasDem itu menegaskan, persaingan perebutan pengaruh di Laut China Selatan antara China dan Amerika Serikat yang membawa sekutunya sangat mengkhawatirkan.
Menurut Willy, hal itu tidak sesuai semangat membangun perdamaian dunia termasuk dengan upaya membangun kecurigaan yang dilakukan para pihak berseteru yang terus dibangun ke negara lain seperti Indonesia.
“Situasi di Laut China Selatan harus diakhiri dengan perdamaian dan hubungan lebih produktif memajukan kerjasama ekonomi. Ketika kita berhubungan dengan salah satu pihak lalu kita dicurigai pihak lainnya ini sudah tidak menghargai kedaulatan negara kita,” sebutnya.
Pemerintah Indonesia, kata Willy, tentu tidak mau menari di tabuhan genderang negara lain. Indonesia punya kepentingan yang sudah disampaikan Presiden Jokowi dalam sidang PBB silam.
ADVERTISEMENT
"Perdamaian dunia, hubungan global yang produktif, dan penghargaan terhadap kedaulatan negara lain harus disampaikan kepada Menlu Pompeo," tandas Wakil Ketua Baleg DPR itu.