Kunjungi Sorong, Nadiem Komitmen Lestarikan Adat dan Budaya Papua Barat

14 Februari 2021 7:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mendikbud Nadiem Makarim saat rapat kerja bersama Komisi X DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (27/8). Foto: Puspa Perwitasari/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Mendikbud Nadiem Makarim saat rapat kerja bersama Komisi X DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (27/8). Foto: Puspa Perwitasari/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim, mengunjungi Sorong, Papua Barat, pada Jumat (12/2) lalu. Nadiem berdiskusi dengan beberapa pihak sekolah, serta pelaku seni dan budaya.
ADVERTISEMENT
Sanggar Seni Nani Bili merupakan salah satu tempat yang ditinjau Nadiem. Sanggar tersebut merupakan komunitas para pecinta seni dari berbagai suku di Tanah Moi atau Kota Sorong yang memiliki 276 anggota.⁣
Saat berada di sanggar seni Nani Bili, Nadiem menegaskan komitmennya memajukan kebudayaan Papua Barat. Ia mengatakan kemajemukan adat dan budaya merupakan kekayaan terbesar Indonesia.
"Ini prioritas Kemendikbud, bahwa selain pelestarian, inovasi juga sangat penting. Sehingga budaya kita bisa dinikmati oleh generasi berikutnya," ujar Nadiem dalam keterangannya.
Suku Moi di Kabupaten Sorong Papua Barat. Foto: Bumi Papua
Usai dari Nani Bili, Nadiem berkunjung dan berdiskusi dengan masyarakat adat Moi Kelim di Kampung Malaumkarta, serta meninjau cagar budaya Kubu Pertahanan Jepang di Pulau Doom, Distrik Sorong Kepulauan.⁣⁣
Di Malaumkarta, Nadiem mendorong pelestarian bahasa sebagai bagian perlindungan adat dan budaya melalui pelajaran bahasa adat di satuan pendidikan. Menurutnya, tanpa bahasa daerah yang sarat makna dan kearifan lokal, kebudayaan sulit berkembang.
ADVERTISEMENT
"Ruang kearifan lokal dalam sistem pendidikan kita sudah seharusnya dikembangkan," kata Nadiem.
Dalam rangkaian kunjungannya, Nadiem juga menyampaikan paradigma baru pemajuan kebudayaan.
“Kemendikbud mengubah paradigma dalam membuat kebijakan dan program terkait kebudayaan. Kami memikirkan bagaimana kita dapat melakukan investasi terhadap ekosistem kebudayaan agar berdampak positif bagi perekonomian penggiat seni dan masyarakat. Tidak terkecuali masyarakat adat,” jelasnya.
“Anggaran apa pun yang dikeluarkan oleh Kemendikbud harus ada hasil yang berkesinambungan terhadap ekosistem kebudayaan di masing-masing daerah,” lanjutnya.
Kampung Pigo, Distrik Teluk Arguni, Kaimana, Papua Barat. Foto: Eco Nusa
Sementara itu seniman kontemporer Papua Barat, Andi Agaki, menanggapi diskusi dengan Nadiem secara positif.
“Saya pikir, paradigma baru Kemendikbud dalam memajukan kebudayaan punya energi yang sama dengan kami para seniman”.⁣
Dalam kunjungan ke Sorong, Nadiem didampingi Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat Ditjen Kebudayaan Kemendikbud, Sjamsul Hadi.
ADVERTISEMENT
Sjamsul mengatakan di saat pandemi seperti ini, Kemendikbud telah memiliki beberapa program terkait Obyek Pemajuan Kebudayaan. Pertama, menyediakan ruang ekspresi virtual yang bisa dinikmati oleh semua masyarakat.⁣
Program selanjutnya, yaitu Fasilitasi Bidang Kebudayaan. Kemendikbud telah melakukan stimulus-stimulus melalui dokumentasi dan karya pengetahuan.
“Di sini Bapak atau Ibu ada ruang untuk berkarya atau mendokumentasikan karya dan nantinya ada dana dukungan,” ujar Sjamsul.⁣
Perjalanan menuju Pianemo, Raja Ampat, Papua Barat. Foto: Aria Sankhyaadi/kumparan
Sjamsul Hadi juga mengajak pemerintah daerah di Papua Barat untuk segera melengkapi pokok-pokok pikiran kebudayaan agar menjadi dasar dinas pendidikan dan kebudayaan mengusulkan alokasi anggaran kebudayaan setiap tahunnya. ⁣
Selain itu, turut disosialisasikan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018, di mana para pelaku seni dapat memanfaatkan dana desa untuk alokasi anggaran pemajuan kebudayaan.⁣
ADVERTISEMENT
”Jadi para pelaku seni dan budaya yang tinggal di desa-desa, punya karya-karya kreatif, dan punya potensi memajukan kebudayaan di desa, dapat memanfaatkan alokasi Dana Desa ini,” tutup Sjamsul.