Kurva Corona Masih Naik, Jika Sekolah Dibuka, Risiko Anak Tertular Tinggi

26 Mei 2020 12:24 WIB
comment
10
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kegiatan belajar mengajar di sekolah.
 Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kegiatan belajar mengajar di sekolah. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Pemerintah sedang menyiapkan protokol New Normal agar masyarakat dapat beraktivitas kembali dengan normal, namun tetap memperhatikan protokol kesehatan COVID-19. Tidak hanya sektor penting seperti ekonomi, namun sektor pendidikan juga perlu dipersiapkan untuk menyambut New Normal.
ADVERTISEMENT
Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda meminta pemerintah benar-benar mempertimbangkan secara matang rencana pembukaan sekolah di tahun ajaran baru. Ia pun meminta pemerintah melakukan simulasi penerapan protokol kesehatan untuk meminimalisir penularan virus corona di kalangan siswa.
“Kami meminta wacana pembukaan sekolah perlu pertimbangan matang. Mulai dari posisi sekolah di zona COVID seperti apa, protokol kesehatannya bagaimana, hingga sosialisasi dan evaluasi pelaksanaannya di lapangan harus jelas,” kata Syaiful kepada wartawan, Selasa (26/5).
Ketua Komisi X DPR F-PKB Syaiful Huda. Foto: Dok. DPR RI
Menurutnya, pembukaan sekolah di masa pandemi merupakan pertaruhan besar. Apalagi penularan COVID-19 di Indonesia terus meningkat dan belum menunjukkan tanda-tanda penurunan.
“Hingga kemarin kurva kasus positif COVID-19 di sejumlah daerah malah menunjukkan peningkatan tajam sehingga jika dipaksakan membuka sekolah di wilayah-wilayah tersebut maka potensi penularannya di kalangan peserta kegiatan belajar-mengajar akan sangat besar,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Dia menjelaskan, anak-anak usia sekolah sangat rentan tertular COVID-19. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan hingga Jumat (22/5), jumlah anak yang positif COVID-19 mencapai 831 anak atau 4% dari jumlah keseluruhan pasien positif dengan rentang usia 0-14 tahun. Sedangkan jumlah PDP anak di Indonesia dengan berbagai penyakit sebanyak 3.400 kasus.
“Data Ikatan Dokter Indonesia menyebutkan jika 129 anak meninggal dunia dengan status PDP dan 14 anak meninggal dengan status positif. Fakta ini menunjukkan jika anak-anak usia sekolah juga rentan tertular. Sehingga jika sekolah kembali dibuka, maka harus dipersiapkan secara matang,” tegasnya.
Siswa mengerjakan tugas sekolah di rumahnya di Pekanbaru, Riau, Kamis (16/4/2020). Foto: ANTARA FOTO/Rony Muharrman
Politisi PKB itu menekankan sebelum pembukaan sekolah, pemerintah harus mempertimbangkan beberapa hal. Pertama adalah posisi sekolah di zona COVID-19.
ADVERTISEMENT
Dia menjelaskan, jika sekolah berada di zona hijau boleh saja dibuka kembali. Namun jika berada di zona merah, maka wacana pembukaan kembali sekolah harus ditolak.
Yang kedua adalah protokol kesehatan. Protokol kesehatan ini di antaranya proses screening kesehatan bagi guru dan siswa, di mana mereka yang mempunyai penyakit kormobid sebaiknya tidak diperbolehkan mengikuti kegiatan belajar mengajar, adanya test PCR bagi guru dan siswa sebelum pembukaan sekolah, adanya pengaturan pola duduk di kelas, hingga ketersediaan hand sanitizer serta disinfektan.
“Semua protokol kesehatan tersebut harus disosialisasikan kepada para orang tua siswa serta dilakukan simulasinya sebelum proses pembukaan sekolah,” pungkasnya.
Sebagaimana diketahui, pemerintah mewacanakan membuka kembali sejumlah aktivitas publik dengan skema New Normal. Salah satunya yang dibuka adalah kegiatan belajar mengajar di sekolah.
ADVERTISEMENT
Kemendikbud menyiapkan dua skenario pembukaan sekolah yaitu Juli atau Desember 2020.
==========
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona. Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.