La Nyalla Ikuti Terapi Sel Dendritik, Langsung Disuntik Terawan

30 Juli 2021 17:40 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua DPD La Nyalla melantik Sekjen DPD baru dan Deputi Bidang Administrasi. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Ketua DPD La Nyalla melantik Sekjen DPD baru dan Deputi Bidang Administrasi. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Ketua DPD RI La Nyalla Mahmud Mattalitti mendukung pengembangan terapi sel dendritik yang dinisiasi oleh eks Menkes Terawan Agus Putranto. Sebagai salah satu buktinya, La Nyalla menerima terapi sel dendritik langsung dari Terawan.
ADVERTISEMENT
Melalui akun Twitter DPD RI, La Nyalla mengaku mengikuti terapi ini pada Mei lalu.
“Sebagai produk anak bangsa, kita harus apresiasi dan dukung Vaksin Nusantara. Saya sudah disuntik Vaksin Nusantara oleh Dokter Terawan sendiri pada Mei lalu. Vaksin ini menambah jenis vaksin yang sudah ada sehingga bisa mempercepat program vaksinasi untuk atasi pandemi COVID-19," ujar La Nyalla melalui akun Twitter DPD, Jumat (30/7).
Terawan menyuntikkan terapi sel dendritik kepada Ketua DPD La Nyalla Mattalitti untuk mencegah COVID-19. Foto: Twitter/@DPDRI
La Nyalla merasa sehat saja usai mengikuti terapi sel dendritik tersebut. Tak ada efek samping yang dirasakan.
"Sejak divaksin, saya merasa sehat dan aman-aman saja meski saya termasuk lansia. Alhamdulillah tidak ada masalah maupun efek samping," beber La Nyalla
Menurut La Nyalla, terapi ini aman bagi lansia dan orang yang mempunyai komorbid karena memang menggunakan pendekatan 'personalized'. Yakni menggunakan darah dari penerima terapi yang kemudian 'dikenalkan' dengan protein S (Spike).
ADVERTISEMENT
“Pendekatan personal inilah yang menjadi kelebihan Vaksin Nusantara dibanding vaksin yang lain. Hal itulah yang membuat vaksin ini aman digunakan oleh para pengidap penyakit komorbid,” jelas La Nyalla.
Dengan begitu, lanjut dia, bagi orang-orang dengan kondisi tertentu yang tidak bisa mendapat vaksin, terapi sel dendritik ini bisa jadi alternatif.
“Langkah ini untuk mempercepat akselerasi program vaksinasi yang ingin dicapai oleh pemerintah,” pungkas La Nyalla.
Sebenarnya, pemerintah telah menentukan sikapnya terkait penelitian Terawan ini.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Kepala Staf AD Jenderal TNI Andika Perkasa, dan Kepala BPOM Penny K. Lukito telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) terkait penelitian sel dendritik pada Senin (19/4/2021).
Infografik serba-serbi vaksin Nusantara Terawan. Foto: kumparan
MoU ini menyepakati penelitian berbasis sel dendritik di RSPAD Gatot Subroto untuk pengobatan COVID-19, bukan lanjutan uji klinis fase II penelitian vaksin Nusantara.
ADVERTISEMENT
Penelitian juga bersifat autologus. Artinya, penelitian hanya dipergunakan untuk diri pasien sendiri sehingga tidak dapat dikomersialkan dan tidak diperlukan persetujuan izin edar.
Sekali lagi ditekankan bahwa penelitian ini bukan lanjutan dari uji klinis tahap I vaksin Nusantara. Sebab uji klinis tahap tersebut masih membutuhkan perbaikan yang harus diserahkan kepada BPOM.