Lacak Varian Baru Corona, Menkes dan Menristek RI Teken MoU Surveilans Genom

8 Januari 2021 18:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penandatanganan MoU secara virtual antara Kemenkes dan Kemenristek/BRIN tentang Surveilans Genom Virus SARS COV-2. Foto: Youtube Kemenkes RI
zoom-in-whitePerbesar
Penandatanganan MoU secara virtual antara Kemenkes dan Kemenristek/BRIN tentang Surveilans Genom Virus SARS COV-2. Foto: Youtube Kemenkes RI
ADVERTISEMENT
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, dan Menristek/BRIN, Bambang Brodjonegoro, menandatangani nota kesepakatan surveilans genom virus Sars-Cov-2. Kesepakatan ini dilakukan untuk melacak varian baru virus corona di Indonesia yang ditemukan di Inggris dan Afrika Selatan, dan terbukti lebih cepat menular.
ADVERTISEMENT
Surveilans genom virus corona dilakukan untuk mengetahui epidemiologi molekuler, karakteristik, dampak pada kesehatan dan pelacakan kasus untuk pencegahan dan penanganan COVID-19. Dalam implementasinya, Kemenkes dan Kemristek akan menggandeng banyak pihak untuk melacak mutasi virus corona, mulai dari perguruan tinggi, laboratorium, dan rumah sakit.
Ilustrasi COVID-19. Foto: Dado Ruvic/Reuters
"Untuk bisa lebih memahami tidak hanya karakter virus corona COVID-19, tapi juga mutasi yang mulai banyak terjadi, maka Kemenkes, Kemristek/BRIN sepakat untuk melakukan genomic surveilans," kata Bambang dalam konferensi pers virtual, Jumat (8/1).
Dalam pelaksanaannya, surveilans genome akan terbagi dua, yaitu whole genome sequencing dan surveilans genomic yang bersifat spesifik. Whole genome sequencing merupakan pengurutan keseluruhan genom untuk menentukan urutan DNA lengkap dari suatu genom organisme.
ADVERTISEMENT
Bambang berharap surveilans genom ini tidak hanya untuk melacak varian atau mutasi virus. Tapi, dapat bermanfaat bagi penanganan pasien untuk meningkatkan angka kesembuhan.
"Tidak hanya sekadar Indonesia bisa menyampaikan informasi lebih banyak kepada dunia melalui GISAD (bank data virus dunia) terkait karakter virus yang ada di Indonesia dalam bentuk whole genome sequencing, tapi kita juga ingin mempelajari dan mengetahui secara lebih cepat apabila terjadi mutasi virus yang berpotensi penularan lebih cepat, penyakit lebih berat bagi penderitanya, dan mendalami cara penanganan pasien COVID-19 berdasarkan hasil genomic surveilans ini," ungkap Bambang.
Menkes Budi Gunadi Sadikin mengikuti Rapat Koordinasi Kesiapan Vaksinasi Covid-19 dan Kesiapan Penegakan Protokol Kesehatan Tahun 2021 di Gedung Sasana Bhakti Praja Kemendagri, Selasa (5/1/21). Foto: Dok. Kemendagri
Pada kesempatan yang sama, Budi Gunadi berharap tim genom sequencing ini dapat lebih cepat dilakukan. Budi meminta Kemenkes dan Kemristek bekerja sama dengan semua laboratorium yang mampu melakukan genome sequencing process,
ADVERTISEMENT
"Yang mampu melakukan deteksi dini terhadap musuh musuh infiltrasi yang namanya virus, baik itu ada di tempat saya, dan di tempat Pak Bambang yang tersebar di seluruh perguruan tinggi," ucapnya.
"Ini networkingnya harus dibangun, enggak sendiri-sendiri, tapi bersama-sama, terserah mau dibikinnya formal, tak formal, ketuanya mau dari Kemristen/BRIN, Kemenkes, saya enggak masalah. Tapi yang penting jaringan ini harus di-established, jaringan lab-lab yang punya kemampuan genome sequencing," pungkasnya.