Laksdya Aan: Sejarah Bagi Bakamla Dapat Izin Pakai Senjata 30 mm

30 Desember 2020 9:47 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anak Buah Kapal (ABK) KN. Pulau Marore-322 melaksanakan apel kesiapan di Dermaga Pelabuhan Munte, Likupang Barat, Minahasa Utara, Sulawesi Utara, Rabu (14/10/2020).  Foto: Adwit B Pramono/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Anak Buah Kapal (ABK) KN. Pulau Marore-322 melaksanakan apel kesiapan di Dermaga Pelabuhan Munte, Likupang Barat, Minahasa Utara, Sulawesi Utara, Rabu (14/10/2020). Foto: Adwit B Pramono/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Badan Keamanan Laut Indonesia (Bakamla RI) kini semakin besar dalam memastikan keamanan laut Indonesia. Kini, jajaran Bakamla boleh bangga dan lebih bekerja keras menjaga keamanan karena sudah diizinkan menggunakan senjata dalam operasi pengamanan laut.
ADVERTISEMENT
"Yang menggembirakan juga, tahun ini saya baru dapat izin menggunakan senjata. Jadi saya menghadap Menhan langsung. Agustus," ujar Kepala Bakamla RI Laksdya TNI Aan Kurnia dalam konferensi pers virtual, Rabu (30/12).
Kepala Badan Keamanan Laut (Bakamla) Aan Kurnia pada penandatanganan MoU antara Bakamla RI dan PT Pindad. Foto: Dok. Istimewa
Dia mengatakan, izin penggunaan senjata ini diberikan pada Agustus 2020. Senjata yang saat ini digunakan oleh Bakamla, yakni senjata api dengan jenis kaliber 12,7 mm, lalu yang paling besar 30 mm yang disematkan di kapal-kapal Bakamla.
"Kaliber diizinkan, kita sementara hanya menggunakan 30 mm yang paling besar. Kemudian ke bawahnya 12,7 mm sama senjata perorangan. Itu saja," jelasnya.
"Senjata yang saya gunakan bukan untuk mematikan, tapi hanya untuk self-defense, hanya untuk bertahan. Jadi enggak butuh senjata besar, kaliber besar, seperti TNI AL," tegasnya.
Bakamla Sergap Kapal Nelayan Vietnam di Perairan Natuna. Foto: Bakamla
Selama ini, kata dia, Bakamla hanya dibekali dengan senapan karet saat berpatroli maupun penindakan di laut. Menurutnya pertahanan itu tak cukup kuat untuk melakukan pertahanan jika terjadi sesuatu.
ADVERTISEMENT
"Jadi sebelumnya kita hanya pakai senapan karet. Jadi kelihatannya kayak senjata, tapi sebenarnya karet. Dummy dari karet, tapi kalau ngetok orang pusing juga ya, Pak. Tapi alhamdulillah sekarang sudah pakai senjata betulan," tutupnya.