Langkah KAI Cegah Corona: Buka Jendela saat Jam Sibuk hingga Semprot Disinfektan

15 September 2021 18:12 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi KRL. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi KRL. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Mobilitas masyarakat masih menjadi pekerjaan rumah besar bagi masyarakat di tengah pandemi corona. Pemerintah dan penyedia moda transportasi diminta untuk tetap dapat menyediakan sarana transportasi yang tidak hanya nyaman tapi aman.
ADVERTISEMENT
Hal itu pula yang terus dilakukan PT KAI sebagai satu-satunya penyedia moda kereta api di Indonesia. Sejumlah langkah pencegahan penularan, bahkan menurut
VP Corporate Secretary KAI Commuter Line Anne Purba mengatakan, prosedur itu telah dilakukan pihaknya jauh sebelum COVID-19 menjangkiti sejumlah wilayah di Indonesia. Salah satunya yakni upaya disinfeksi gerbong kereta sebelum dan sesudah perjalanan.
"Jauh sebelum pandemi sebenarnya tidak hanya corona dan COVID, sudah jadi standarisasi kami juga sudah melakukan disinfektan dan fumigasi Jauh sebelum pandemi ini datang. Jadi sebenarnya hal-hal seperti penyemprotan disinfektan itu sudah terlebih dahulu dilakukan," ujar Anne dalam dialog interaktif yang digelar secara daring melalui Kanal FMB9ID_IKP, Rabu (15/9).
Berkembangnya varian virus corona yang lebih menular seperti Delta, kata Anne, bahkan disiasati pihaknya dengan meluncurkan program yang dinamakan On Trip Cleaning Service. Program ini digelar PT KAI dimaksudkan untuk memaksimalkan kembali upaya pencegahan penularan virus yakni dengan melakukan disinfeksi secara berkala saat kereta tengah beroperasi.
ADVERTISEMENT
Penyemprotan ini dilakukan secara rutin oleh tim yang diterjunkan untuk meminimalisasi adanya potensi penularan dari sentuhan para pengguna layanan kereta di sejumlah area kereta.
"Pada saat ini juga menambahkan namanya on trip cleaning service yang memang dia akan naik dari stasiun tertentu kemudian misalkan 5-6 stasiun berganti dengan yang lain untuk tetap bisa membersihkan dan menyemprotkan disinfektan di tempat masyarakat yang sering disentuh ya seperti dekat pintu, Kemudian pegangan yang ada di KRL, ini adalah area-area yang harus terus dilakukan penyemprotan disinfektan," ucap Anne.
Selain itu, upaya pencegahan, juga dilakukan PT KAI salah satunya dengan membuka jendela yang berada di tiap ujung dari gerbong kereta. Aturan yang dijalankan pada jam sibuk itu dimaksudkan untuk menjaga agar sirkulasi udara di dalam kereta tetap baik, sehingga potensi penularan virus pun dapat ditekan.
ADVERTISEMENT
"Bahkan kami juga di jam-jam sibuk KRL ini untuk ujung-ujung jendela yang ada di ujung itu kami buka supaya sirkulasi udaranya juga bisa baik dan ada beberapa seri dari KRL kami yang memang bisa dimungkinkan untuk dibuka di atas supaya udaranya bisa masuk lebih banyak sehingga sirkulasi udaranya lebih baik," ungkap Anne.
Langkah inovatif terakhir yang dilakukan KAI selama masa pandemi yakni dengan menambah jumlah gerbong yang beroperasi hingga 10 sampai 12 gerbang dalam sekali perjalanan. Aturan itu bertujuan untuk menekan adanya kerumunan para pengguna layanan di tiap stasiun akibat harus menunggu kereta selanjutnya.
"Kalau dulu KRL itu banyaknya adalah 8 kereta ya jadi ada rangkaian itu 8 kereta sekarang kita maksimalkan 10 dan 12. Supaya apa? supaya lebih bisa menjaga jarak karena ternyata perubahan regulasi ini tidak mengubah tren penumpang jadi semuanya tetap masuk jam 8 dan masuk jam 9 jadi yang kita antisipasi adalah dengan memperpanjang KRL kami dan memadatkan perjalanan di jam-jam sibuk," kata Anne.
ADVERTISEMENT
Melalui sejumlah langkah itulah, KAI berharap pihak tetap dapat mengikuti aturan kesehatan yang ditetapkan pemerintah selama masa pandemi. Tetapi tanpa mengindahkan kebutuhan masyarakat akan sarana moda transportasi yang aman dan nyaman.
"Sehingga pesan dari pemerintah bahwa kita harus melihat apa yang harus kita lakukan dan peraturan ini benar-benar bisa mencakup masyarakat secara luas dan menjaga mereka dari penyebaran virus. Jadi ini yang kita siapkan dalam penerapan protokol kesehatan selama pandemi di commuter line," tutupnya.