Langkah Singapura Menuju New Normal, Buka Perbatasan untuk 11 Negara

9 Oktober 2021 17:07 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong Foto: AFP/TIMOTHY A. CLARY
zoom-in-whitePerbesar
Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong Foto: AFP/TIMOTHY A. CLARY
ADVERTISEMENT
Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong, mengumumkan pembukaan perbatasan bagi sejumlah negara pada Sabtu (9/10). Ini menjadi salah satu tahapan Singapura dalam mencapai “new normal” untuk hidup bersama COVID-19.
ADVERTISEMENT
Mulai 19 Oktober mendatang, wisatawan dari Kanada, Denmark, Prancis, Italia, Belanda, Spanyol, Inggris, dan Amerika Serikat dapat masuk ke Singapura lewat jalur perjalanan khusus warga yang sudah divaksinasi, atau VTL (Vaccinated Travel Lane).
Sedangkan mulai 15 November, skema pelonggaran perjalanan internasional ini akan meliputi Korea Selatan. Kabar ini telah lebih dulu disampaikan oleh Kementerian Perhubungan Singapura pada Jumat (8/10).
Wisatawan dari dua negara lainnya, yaitu Jerman dan Brunei, sudah diizinkan masuk ke Singapura lewat skema VTL ini sejak Jumat (8/10). Dengan ini, total negara yang sudah masuk ke skema VTL Singapura berjumlah 11 negara.
Lewat skema VTL ini, para wisatawan dari negara-negara tersebut tak perlu menjalankan karantina setibanya di Singapura, asalkan mereka mampu menunjukkan bukti vaksinasi penuh yang sah.
Fasilitas contactless di Bandara Changi, Singapura. Foto: Changi Airport
Skema ini juga memperbolehkan warga Singapura untuk bepergian ke 11 negara itu, dan ketika kembali, mereka tak perlu menjalani karantina.
ADVERTISEMENT
Selain itu, pemerintah juga mengumumkan kebijakan baru yang membantu penyesuaian untuk hidup bersama COVID-19, seperti mengizinkan pasien terinfeksi untuk dirawat di rumah masing-masing.
Singapura juga mempermudah aturan testing dan isolasi bagi orang yang terinfeksi. Para ahli sebelumnya telah mengatakan, testing massal mungkin tidak terlalu diperlukan jika sebagian besar dari warga sudah divaksinasi.
Pemerintah Singapura juga memperketat pembatasan bagi mereka yang masih belum divaksinasi. Mereka dilarang untuk memasuki mal dan makan di pusat makanan khas Singapura hawker centre.
Pengumuman ini menjadi langkah besar dalam strategi Singapura dalam melanjutkan kembali hubungan mereka dengan dunia internasional.
Langkah ini diambil di tengah lonjakan kasus COVID-19 Singapura. Dalam empat hari terakhir, kasus harian selalu melampaui angka 3.000 infeksi. Meskipun sebagian besar pasien adalah orang tanpa gejala (OTG) atau hanya mengalami gejala ringan.
Pasar basah ditutup untuk membatasi titik masuk dan keluar setelah lonjakan jumlah kasus penyakit virus corona di Singapura. Foto: Caroline Chia/REUTERS
Sebanyak 83% dari total populasi 5,7 juta sudah divaksinasi dosis penuh, menjadikan Singapura sebagai salah satu negara dengan tingkat vaksinasi tertinggi di dunia.
ADVERTISEMENT
Akibat lonjakan kasus ini, baru-baru ini Singapura kembali menerapkan pembatasan kegiatan, demi menekan laju penularan dan mempersiapkan diri untuk hidup bersama COVID-19.
PM Lee mengatakan, negaranya akan bisa mencapai kenormalan baru dan melonggarkan lebih banyak pembatasan ketika angka kasus mulai stabil.
“Ini akan memakan waktu setidaknya tiga bulan, atau mungkin hingga enam bulan, untuk bisa mencapai ke sana [kenormalan baru],” ujar Lee.
“Setelah lonjakan kasus ini stabil, kita mungkin akan tetap menyaksikan lonjakan lainnya, terutama jika varian-varian baru muncul. Kami mungkin harus menarik rem kembali jika kasusnya meningkat terlalu cepat, demi melindungi sistem pelayanan kesehatan serta tenaga kesehatan kita,” tegasnya.