news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Lansia Tak Masuk Kelompok yang Dilarang Divaksin Sinovac

17 Januari 2021 21:06 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang pria bekerja di fasilitas pengemasan pembuat vaksin Sinovac Biotech. Foto: Thomas Peter/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Seorang pria bekerja di fasilitas pengemasan pembuat vaksin Sinovac Biotech. Foto: Thomas Peter/REUTERS
ADVERTISEMENT
Seorang dokter di RS Medistra, Prof. dr. Suwandi Widjaja, telah disuntik vaksin corona Sinovac. Padahal, dr. Suwandi saat ini berusia 77 tahun, sementara vaksin Sinovac di Indonesia baru dianjurkan untuk 18-59 tahun.
ADVERTISEMENT
Hal ini dikarenakan uji klinik vaksin Sinovac di Bandung menggunakan subjek relawan usia 18-59 tahun. Berbeda dengan Indonesia, uji klinik dan vaksinasi corona di Brasil dan Turki telah diberikan ke lanjut usia (lansia) di atas 60 tahun.
BPOM telah memberikan Sinovac izin penggunaan darurat. Tercatat, efikasi atau kemampuan vaksin Sinovac mencegah corona adalah 65,3 persen. Adapun efikasi (kemanjuran) Sinovac di Brasil 50,4%, sementara Turki 91,25%.
Epidemiolog dari FKM UI, Pandu Riono, menilai pemberian Sinovac ke lansia sah-sah saja. Pandu merujuk pada data penyuntikan di Turki yang aman untuk lansia, terlebih relawan uji klinik di Brasil juga memakai subjek lansia.
"Kalau [Sinovac] diberikan [ke lansia] memangnya mau dipenjara?Ini vaksin dari virus yang diaktivasi, relatif aman," ujar Pandu.
ADVERTISEMENT
"Kalau yang divaksin [Sinovac] mau dan ikhlas, ya, harus diberikan, apalagi dr. Suwandi aktif bekerja," tuturnya.
Meski demikian, Pandu menegaskan lansia penerima Sinovac harus lolos pemeriksaan kesehatan. Artinya, usia di atas 60 tahun harus dinyatakan sehat dan tidak ada penyakit penyerta (comorbid).
"Ya, nakes lansia sehat, kenapa tidak? Semua persyaratan dipenuhi, hanya usia," tutur Pandu.
Akan tetapi, juru bicara vaksin corona dari Kemenkes RI, dr. Siti Nadia, telah memberikan tanggapannya. Nadia menyatakan Sinovac tak boleh diberikan untuk lansia.
"Enggak boleh, pokoknya 60 tahun atau ke atas enggak boleh. Tunggu laporan resmi," kata Nadia.
Sayangnya, Nadia tidak merinci laporan resmi yang ia rujuk. Namun selama ini, pemerintah dan Kemenkes selalu menunggu laporan BPOM RI untuk mengambil keputusan.
ADVERTISEMENT
Hingga kini, BPOM belum mengumumkan perizinan Sinovac untuk lansia. Sebab, BPOM masih mengkaji data uji klinik Turki dan Brasil terkait lansia di Indonesia bisa menggunakan Sinovac.
"Untuk lansia, Brasil memang uji klinik sampai fase III untuk kelompok di atas 59 tahun. Kami masih tunggu hasil uji untuk lansia ini, dan akan dipakai, tidak akan diulang lagi, apabila sudah aman, jelas," kata Kepala BPOM, Penny Lukito, Jumat (8/1), sebelum EUA Sinovac di Brasil terbit.
"Untuk lansia, kami tunggu hasilnya yang dilakukan di China untuk fase I dan II, dan Brasil fase III," tutur dia.
Selain itu, jika merujuk keterangan pemerintah yang dilansir laman covid19.go.id dan Setkab, kategori lansia tidak masuk dalam kelompok yang dilarang menerima Sinovac. Itu artinya, belum ada keputusan resmi terkait larangan atau perizinan Sinovac untuk lansia.
ADVERTISEMENT
Vaksin COVID-19 produksi Sinovac tidak dapat diberikan kepada orang-orang dengan kriteria tertentu, yaitu:
Ilustrasi vaksin corona dari Sinovac. Foto: Tingshu Wang/REUTERS
1. Memiliki riwayat konfirmasi COVID-19;
2. Wanita hamil dan menyusui;
3. Berusia di bawah 18 tahun;
4. Tekanan darah di atas 140/90;
5. Mengalami gejala ISPA seperti batuk/pilek/sesak napas dalam 7 hari terakhir;
6. Ada anggota keluarga serumah yang kontak erat/suspek/konfirmasi/sedang dalam perawatan karena penyakit COVID-19;
7. Sedang mendapatkan terapi aktif jangka panjang terhadap penyakit kelainan darah;
8. Menderita penyakit jantung (gagal jantung/penyakit jantung coroner);
9. Menderita penyakit Autoimun Sistemik (SLE/Lupus, Sjogren, vaskulitis, dan autoimun lainnya);
10. Menderita penyakit ginjal;
11. Menderita penyakit Reumatik Autoimun/Rhematoid Arthritis;
12. Menderita penyakit saluran pencernaan kronis;
13. Menderita penyakit Hipertiroid/hipotiroid karena autoimun;
ADVERTISEMENT
14. Menderita penyakit kanker, kelainan darah, imunokompromais/defisiensi imun, dan penerima produk darah/transfusi;
15. Menderita penyakit Diabetes Melitus;
16. Menderita HIV; dan
17. Memiliki penyakit paru (asma, PPOK, TBC);
Penderita penyakit diabetes melitus, HIV, atau yang memiliki penyakit paru (asma, PPOK, TBC) dalam kondisi tertentu bisa diberikan vaksin COVID-19.
Sebelumnya, Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan lansia baru akan divaksin corona dengan vaksin Astrazeneca atau Pfizer. Indonesia memilih dua vaksin ini untuk lansia sebab kedua vaksin ini sudah melalui uji klinis bagi mereka yang berusia di atas 60 tahun.
Lansia bakal divaksin pada bulan Maret ketika dua vaksin ini sudah tiba di Indonesia.
"Kami harapkan Astrazeneca, Pfizer datang segera. Itu adalah vaksin yang sudah uji klinis digunakan di atas 60 tahun, akan mulai petugas publik lansia sekitar Maret atau awal April," jelas Budi.
ADVERTISEMENT
"Kalau sudah selesai diharapkan akhir April atau awal Mei bisa dilakukan untuk seluruh masyarakat," kata Budi.