news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Lebih dari 100 Anak di DIY Jadi Yatim, Orang Tua Meninggal karena COVID-19

4 Agustus 2021 20:09 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi simulasi pemakaman pasien COVID-19. Foto: ANTARA FOTO/Rahmad
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi simulasi pemakaman pasien COVID-19. Foto: ANTARA FOTO/Rahmad
ADVERTISEMENT
Banyak orang telah meninggal dunia karena terpapar corona. Di antaranya adalah orang tua yang meninggalkan anak-anaknya yang masih membutuhkan.
ADVERTISEMENT
Potret anak kehilangan orang tua karena corona juga terjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Ada ratusan anak yang menjadi yatim.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (DP3AP2) DIY Erlina Hidayati Sumardi menjelaskan pihaknya masih melakukan pendataan berapa jumlah pasti anak yang menjadi yatim karena orang tua meninggal akibat corona. Tapi setidaknya ada 100 lebih anak yang kehilangan orang tua.
"Yang sudah bisa saya infokan mungkin baru yang saat ini hari ini masuk artinya yang sudah ada by name by addressnya. Itu sementara ada 110 (anak yang orang tuanya meninggal terpapar corona) tetapi ini teman-teman masih mengerjakan, karena teman-teman ada data yang dari Satgas. Jadi memang mungkin sekitar 150 ada, yang sudah ada by name by addresnya," ujar Erlina dihubungi wartawan, Rabu (4/8).
ADVERTISEMENT
Erlina menjelaskan bahwa 150 anak tersebut ada yang yatim dan ada yang yatim piatu atau kedua orang tuanya meninggal dunia. Namun dia tidak merinci jumlah masing-masing.
"Ada yang yatim piatu artinya sekaligus dua-duanya orang tuanya meninggal, ada yang salah satu," ujarnya.
Saat ini pendataan masih terus dilakukan agar diketahui jumlah pasti anak yang terdampak ini. Dengan data yang lengkap maka pendampingan anak dapat dilakukan dengan baik. Pendampingan tidak hanya psikologis tetapi juga pemenuhan kebutuhan kesehatan, hingga akses pendidikan.
Ketika data dari kabupaten kota sudah terkumpul, termasuk juga dari lembaga lainnya maka pada minggu ini data yang padu bisa terkumpul.
Banyak kasus terjadi adalah bayi-bayi yang ibunya terpapar corona. Dan saat melahirkan bayi tersebut, sang ibu meninggal dunia.
ADVERTISEMENT
"Ada yang ibunya meninggal bapaknya masih di rumah sakit atau di shelter. Berartikan bayinya harus dicarikan diasuh oleh siapa, itu kan harus dipantau. Jangan sampai kemudian menjadi korban kekerasan dan sebagainya," tegasnya.
Ada pula kisah anak kembar di Bantul berusia 13 tahun yang kehilangan kedua orang tua, nenek, dan kakak karena corona. Keduanya kini pun dirawat pamannya.
"Dalam 5 hari kan kehilangan orang tuanya kehilangan kakaknya, kehilangan neneknya gitu. Itu kan butuh pendampingan psikologis. Nah kami sudah siap tapi menunggu si anak selesai isolasi," ujarnya.
Dalam kasus seperti itu, pendampingan tidak cukup hanya pada pendidikan dan kesehatan. Namun perlu juga pendampingan psikologis. Setelah keduanya selesai isoman, petugas akan segera bergerak.
ADVERTISEMENT