Ledakan Bom Mobil di Mali, 15 Anggota Pasukan Penjaga Perdamaian PBB Terluka

26 Juni 2021 3:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bom mobil Foto: REUTERS/Feisal Omar
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bom mobil Foto: REUTERS/Feisal Omar
ADVERTISEMENT
Sebuah bom mobil meledak di bagian utara Mali. Ledakan ini melukai 15 tentara penjaga perdamaian PBB. Evakuasi segera dilakukan di markas tentara perdamaian di dekat Tarkint, sebuah kawasan utara yang kini kacau balau.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari AFP, Menteri Pertahanan Jerman Annegret Kramp-Karrenbauer menyatakan 12 penjaga perdamaian yang terluka itu berasal dari Jerman. Sementara 3 orang lainnya tak dirinci, mereka mengalami luka yang serius.
"2 orang kondisinya mulai stabil, seorang lagi sedang mengalami operasi. Sementara yang lain telah dievakuasi dengan helikopter," kata Annegret, Sabtu (26/6).
Kementerian pertahanan Belgia menyebutkan, seorang tentaranya merupakan salah satu yang terluka. Ia telah mendapatkan penanganan medis sebelum di evakuasi.
Saat ini, ada 13,000 pasukan yang ditempatkan di Mali. Mereka di bawah misi MINUSMA, PBB.
Tentara Mali. Foto: AFP
Mali sendiri tengah berjuang menghadapi pemberontakan dari pihak Islam ekstremis yang meletus sejak tahun 2012. Pemberontakan ini telah memakan lebih dari ribuan nyawa personel militer dan sipil.
ADVERTISEMENT
Kehadiran ribuan pasukan Prancis dan penjaga perdamaian PBB seolah tak berarti, karena konflik malah menyebar ke negara tetangga, seperti Burkina Faso dan Niger.
Seorang pejabat keamanan menyatakan kepada AFP bahwa serangan yang terjadi pada Jumat ini sudah disiapkan sehari sebelumnya. Saat itu, ada sebuah kendaraan PBB yang rusak akibat ranjau darat di lokasi.
"Para pasukan keamanan sedang membuat pos, untuk mengevakuasi kendaraan yang rusak saat serangan terjadi," katanya.
Aksi Unjuk Rasa di Bamako, Mali. Foto: Reuters
Sebelumnya, pada Senin kemarin, 6 tentara Prancis dan 4 warga sipil juga terluka setelah bom mobil kembali meledak di dekat mobil lapis baja mereka, di Mali tengah.
Prancis sendiri sudah mengintervensi konflik di bekas koloninya ini sejak tahun 2013. Total 5,100 pasukan telah diturunkan untuk melawan para penjihad di kawasan Sahel ini.
ADVERTISEMENT
Tapi, Presiden Prancis Emmanuel Macron akan menurunkan eskalasi prajurit yang tergabung dalam operasi Barkhane ini. Ia akan memfokuskan tentaranya dalam gugus tugas Takuba, yang berisikan pasukan khusus di Mali.
AFP juga mengabarkan, beberapa ratus orang telah berkumpul di Bamako, Ibu Kota Mali, untuk menuntut pemulangan pasukan Prancis dari negara tersebut.