Ledakan Rudal Terjadi di Yaman, 8 Tewas dan 27 Luka-Luka

11 Juni 2021 4:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ledakan. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ledakan. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Ledakan kembali terjadi di Kota Marib, Yaman, pada Kamis (10/6) dan setidaknya menewaskan delapan orang. Menteri Informasi Yaman, Muammar Al-iryani mengatakan serangan itu datang dari rudal dan drone yang diluncurkan oleh pasukan Houthi, yang masih berusaha merebut wilayah kaya gas itu.
ADVERTISEMENT
Al-iryani menulis di Twitternya bahwa Houthi menembakkan dua rudal balistik dan dua drone bersenjata. Keempat serangan itu menghantam sebuah masjid dan pusat perbelanjaan. Setelah itu, fasilitas pemasyarakatan wanita serta ambulans bergegas ke tempat kejadian.
Dia menyebutkan jumlah korban saat ini yakni 8 orang termasuk wanita, sedangkan 27 orang lainnya luka-luka. Sementara dua sumber medis mengatakan rumah sakit menerima lima orang tewas dan lebih dari 15 orang luka-luka.
Adapun seorang juru bicara militer ikut mengkonfirmasi peristiwa ini. Ia membenarkan kepada televisi Al Hadath bahwa rudal menghantam daerah perumahan dan pusat perbelanjaan.
Lebih rinci, ia menerangkan Houthi meluncurkan dua drone tetapi yang satu jatuh dan yang lainnya meledak di udara.
Kelompok Houthi Foto: Reuters/Khaled Abdullah
"Ini adalah ledakan terkuat yang kami dengar di Marib dalam empat tahun," kata warga Abdulsalam Ghaleb, mengutip Reuters.
ADVERTISEMENT
Belum ada konfirmasi terkait hal ini dari gerakan Houthi yang bersekutu dengan Iran. Iran telah melancarkan serangan untuk merebut benteng terakhir pemerintah yang diakui secara internasional di utara negara Semenanjung Arab itu.
Sebelumnya, setidaknya 17 orang tewas dalam ledakan di dekat sebuah pompa bensin di Marib awal bulan ini. Pemerintah berpendapat itu ulah rudal Houthi, tetapi kelompok itu mengatakan bahwa rudal menghantam sebuah kamp militer.
"Eskalasi berbahaya [Kamis] ini menegaskan milisi teroris Houthi tidak memahami bahasa dialog dan tidak percaya pada perdamaian," kata Al-iryani, merujuk pada upaya perdamaian yang dipimpin PBB.
Yaman telah terperosok dalam kekerasan sejak Houthi menggulingkan pemerintah yang didukung Saudi itu dari ibu kota, Sanaa, pada akhir 2014. Meski beberapa bulan kemudian setelah itu, Yaman mendorong koalisi militer yang dipimpin oleh Arab Saudi untuk campur tangan.
ADVERTISEMENT
Koalisi itu mengatakan telah membantu menghancurkan drone Houthi yang ditembakkan ke arah selatan Arab Saudi. Penembakan drone adalah serangan lintas perbatasan yang paling sering terjadi.
Di sisi lain, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) didukung oleh Amerika Serikat, mendesak gencatan senjata dan mendesak Houthi mengakhiri serangan mereka di kota yang menampung sekitar 1 juta pengungsi internal itu.
Ia juga mendesak koalisi untuk mencabut pembatasan laut dan udara di daerah-daerah yang dikuasai oleh Houthi, kelompok yang mengatakan mereka memerangi sistem yang korup dan agresi asing.
PBB menilai konflik yang sekaligus merupakan perang proksi antara Arab Saudi dan Iran itu sebagai krisis kemanusiaan terbesar di dunia.