Lembaga Adat Riau Tegaskan Gelar Datuk Jokowi Bukan karena Pilpres

4 Desember 2018 14:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Jokowi terima Lembaga Adat Melayu Riau di Istana Merdeka. (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi terima Lembaga Adat Melayu Riau di Istana Merdeka. (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan menerima gelar adat dari Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau pada 15 Desember mendatang. Pemberian gelar ini dipastikan tidak berkaitan dengan pencalonan Jokowi sebagai capres di Pilpres 2019.
ADVERTISEMENT
Menurut Ketua Pimpinan Harian LAM, Datuk Seri Syahril Abu Bakar, pemberian ini murni adat dan tak ada kaitan dengan politik. Pemberian ini merupakan ungkapan terima kasih LAM Riau kepada Jokowi.
"Tidak (sinyal dukung Jokowi di Pilpres 2019). Kami murni secara adat. Kami tak masuk ke ranah politk. Kami murni masyarakat adat melayu Riau ingin memberikan murni tanda ingatan kami karena kami sudah ditolong," kata Syahril di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (4/12).
"Masyarakat adat sudah terbantu dengan kebijakan-kebijakan yang kita lihat sangat menguntungkan masyarakat adat. (Contoh) lahir hari ini Penetapan Presiden No 86 Tahun 2018 tentang Tanah Objek Reforma Agraria yang di sini tanah milik bersama diakui dan sekaligus dapat disertifikatkan," lanjut dia.
ADVERTISEMENT
Syahril menjelaskan, setelah 20 tahun berjuang akhirnya pemerintah bisa membuat penetapan soal tanah. Apalagi dalam penetapan itu tanah akhirnya dikembalikan ke masyarakat adat.
Presiden Jokowi mempersilahkan para tamu untuk duduk bersama. (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi mempersilahkan para tamu untuk duduk bersama. (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
"Hampir 20 tahun kami memperjuangkan ini. Dan di luar dugaan kami, pengakuan hari ini Tuan Presiden telah mengembalikan ke masyarakat adat dan sekaligus memberikan status sertifikat kepada tanah wilayah ini," ucap Syahril.
Syahril lalu menuturkan, selain soal tanah, alasan Jokowi diberi gelar adat karena ia telah mengeluarkan Instruksi Presiden No 8 Tahun 2018 menyangkut Penataan Kembali Perkebunan Kepala Sawit. Sebelumnya, hampir 3 juta hektare kebun kelapa sawit di Riau tidak dimiliki oleh masyarakat Riau.
"Kalau ini ditata kembali dengan kebijakan ini alhamdulillah mungkin ada lebih kurang 2 juta hektare yang bisa masyarakat adat bersama-sama dengan pengusaha tempatan untuk bisa mengelola hasil bumi ini," jelas dia.
Tepak Sirih, tempat tangan Presiden Jokowi diletakan tanda terima gelar Adat Riau. (Foto: Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Tepak Sirih, tempat tangan Presiden Jokowi diletakan tanda terima gelar Adat Riau. (Foto: Foto: Dok. Istimewa)
Selain itu masyarakat daerah kini dapat murni mengelola Blok CPP di Riau 100 persen,setelah 15 tahun dikelola oleh Pertamina bersama perusahaan daerah.
ADVERTISEMENT
"Ini yang menjadi dasar kami di samping adanya jalan tol dan sebagainya membuat kami ingin menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada pemerintah. Pada hari ini yang kebetulan dijabat oleh Bapak Ir Joko Widodo bersama Pak Jusuf Kalla, kami memberikan gelar adat kepada beliau," tutup Syahril.
Rencananya, Jokowi akan diberi gelar Datuk Seri Setia Amanah Negara, setelah adanya musyawarah antaradat di Riau.