news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Letjen Dudung Jawab Gatot Nurmantyo Soal Isu PKI dan Patung Soeharto Raib

27 September 2021 21:18 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah orang mengunjungi ruangan yang terdapat tiga patung yang menggambarkan Soeharto, Sarwo Edhi Wibowo, dan AH Nasution di Museum Darma Bhakti Kostrad. Foto: kostrad.mil.id
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah orang mengunjungi ruangan yang terdapat tiga patung yang menggambarkan Soeharto, Sarwo Edhi Wibowo, dan AH Nasution di Museum Darma Bhakti Kostrad. Foto: kostrad.mil.id
ADVERTISEMENT
Pangkostrad Letjen Dudung Abdurachman merespons pernyataan eks Panglima TNI Gatot Nurmantyo yang menyebut raibnya patung Soeharto, Sarwo Edhie, dan AH Nasution sebagai tanda PKI sudah masuk ke TNI.
ADVERTISEMENT
Dudung menegaskan, tidak benar semua tudingan yang ditujukan Gatot kepada TNI khususnya Kostrad. Dia menilai, pernyataan itu sebagai tudingan keji.
"Jadi, tidak benar tudingan bahwa karena patung diorama itu sudah tidak ada, diindikasikan bahwa AD telah disusupi oleh PKI. Itu tudingan yang keji terhadap kami," ujar Dudung dalam keterangannya kepada wartawan, Senin (27/9).
Pangdam Jaya/Jayakarta Mayjen TNI Dudung Abdurachman. Foto: Dhemas Reviyanto/Antara Foto
Berikut pernyataan lengkap Pangkostrad Letjen Dudung Abdurachman menjawab tudingan Gatot Nurmantyo soal isu PKI menyusup ke TNI lewat raibnya diorama di Museum Darma Bhakti Kostrad:
Penjelasan Panglima Kostrad Letjen TNI Dudung Abdurachman, S.E, M.M, soal pernyataan mantan Panglima TNI Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo pada diskusi webinar dengan tema: TNI vs PKI yang diselenggarakan Insan Cita, Ahad/Minggu malam (26/9/2021) mengenai diorama peristiwa G30S/PKI di Museum Darma Bhakti Kostrad.
ADVERTISEMENT
1. Patung tiga tokoh di Museum Darma Bhakti Kostrad, yakni Jenderal TNI AH Nasution (Menko KSAB), Mayjen TNI Soeharto (Panglima Kostrad), dan Kolonel Inf Sarwo Edhie Wibowo (Komandan RPKAD) memang sebelumnya ada di dalam museum tersebut. Patung tersebut dibuat pada masa Panglima Kostrad Letjen TNI AY Nasution (2011-2012).
2. Kini patung tersebut, diambil oleh penggagasnya, Letjen TNI (Purn) AY Nasution yang meminta izin kepada saya selaku Panglima Kostrad saat ini. Saya hargai alasan pribadi Letjen TNI (Purn) AY Nasution, yang merasa berdosa membuat patung-patung tersebut menurut keyakinan agamanya. Jadi, saya tidak bisa menolak permintaan yang bersangkutan.
3. Jika penarikan tiga patung itu kemudian disimpulkan bahwa kami melupakan peristiwa sejarah pemberontakan G30S/PKI tahun 1965, itu sama sekali tidak benar. Saya dan Letjen TNI (Purn) AY Nasution mempunyai komitmen yang sama tidak akan melupakan peristiwa terbunuhnya para jenderal senior TNI AD dan perwira pertama Kapten Piere Tendean dalam peristiwa itu.
ADVERTISEMENT
4. Jadi, tidak benar tudingan bahwa karena patung diorama itu sudah tidak ada, diindikasikan bahwa AD telah disusupi oleh PKI. Itu tudingan yang keji terhadap kami. Seharusnya Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo selaku senior kami di TNI, terlebih dahulu melakukan klarifikasi dan bisa menanyakan langsung kepada kami, selaku Panglima Kostrad. Dalam Islam disebut tabayun agar tidak menimbulkan prasangka buruk yang membuat fitnah, dan menimbulkan kegaduhan terhadap umat dan bangsa.
5. Foto-foto peristiwa serta barang-barang milik Panglima Kostrad Mayjen TNi Soeharto saat peristiwa 1965 itu, masih tersimpan dengan baik di museum tersebut. Hal ini sebagai pembelajaran agar bangsa ini tidak melupakan peristiwa pemberontakan PKI dan terbunuhnya pimpinan TNI AD serta Kapten Piere Tendean.
ADVERTISEMENT
6. Demikian penjelasan kami agar bisa dipahami dan tidak menimbulkan prasangka buruk terhadap kami sebagai pribadi, institusi Kostrad, maupun institusi TNI AD.
Terima kasih,
Jakarta, 27 September 2021
Panglima Kostrad,
Letjen TNI Dudung Abdurachman, S.E, M.M.