LIPI Sebut Vaksinasi dengan Sinovac Bakal Berulang, Vaksin Dalam Negeri Penting
ADVERTISEMENT
Sebagian warga Indonesia sudah mendapatkan vaksinasi COVID-19 dari vaksin impor, yakni Sinovac dan AstraZeneca. Berkaca dari hal itu, LIPI menegaskan, kemandirian dalam pengembangan vaksin dalam negeri sangat penting.
ADVERTISEMENT
“LIPI termasuk dari enam tim yang mengembangkan vaksin Merah Putih, tetapi masing-masing tim memakai platform yang berbeda supaya masing-masing vaksin dapat dicoba semua,” ungkap Kepala LIPI Laksana Tri Handoko dalam keterangan tertulisnya, dikutip kumparan, Selasa (13/4).
Pengembangan vaksin Merah Putih di LIPI memakai protein rekombinan. Harapannya, vaksinasi di periode berikutnya dapat dilakukan berbasis produk yang memang kita kembangkan sendiri.
"Meskipun sudah ada vaksin dari Sinovac, kita belum tahu jika imunitas yang ditimbulkan oleh vaksin ini dapat bertahan berapa lama. Maka dari itu, kita terus mengembangkannya,” kata Handoko.
“Ada kemungkinan vaksin COVID-19 dilakukan secara berulang. Sehingga, kalau itu benar terjadi, kebutuhan vaksin menjadi banyak karena populasi kita besar, sehingga dapat kita atur sendiri untuk produksinya."
ADVERTISEMENT
Handoko menyatakan, vaksin yang sedang dikembangkan LIPI murni dari bahan lokal.
“Keuntungan lain jika mengembangkan vaksin sendiri apabila platform kita sudah siap, kemudian muncul strain baru hasil dari mutasi atau sebagainya, dapat menyesuaikan dengan varian yang baru. Jadi lebih fleksibel jika kita mempunyai vaksin sendiri. Ini juga menjadi alasan utama mengapa kita harus mengembangkan vaksin COVID-19 sendiri,” bebernya.
Handoko mengungkapkan, saat ini proses pengembangan vaksin LIPI sedang dalam fase menghasilkan protein yang kemudian dapat menghasilkan sel clone yang harus sudah dimurnikan dan sudah diseleksi.
“Dari pihak Bio Farma, menargetkan bulan Juni ini untuk dapat melakukan uji coba sesuai standar. Jika semuanya lancar, kita bisa uji coba ke manusia mulai awal tahun depan,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
“Sebenarnya Indonesia belum terlatih dan belum memiliki kompetensi yang lengkap untuk mengembangkan vaksin, karena sebelumnya kita mengimpor vaksin kemudian kita kemas ulang di sini,” paparnya.
“Dalam proses pengembangannya, sejak awal kita sudah melibatkan sektor industri terkait,” tutup Handoko.
Seperti diketahui, vaksin Merah Putih adalah vaksin yang bibitnya diteliti dan dikembangkan di Indonesia, menggunakan isolat virus yang bertransmisi di Indonesia, dan nantinya akan diproduksi oleh perusahaan farmasi Indonesia.
------
"Punya pertanyaan seputar vaksin? Cek Vaksinesia.com"