Lockdown di Sydney Berakhir, Warga yang Sudah Vaksin Sambut Hari Kebebasan

11 Oktober 2021 14:23 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah orang menikmati sore mereka di Botanic Garden di Sydney, Australia, Senin (13/9). Foto: Saeed KHAN/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah orang menikmati sore mereka di Botanic Garden di Sydney, Australia, Senin (13/9). Foto: Saeed KHAN/AFP
ADVERTISEMENT
Setelah hampir empat bulan menjalani lockdown akibat COVID-19, warga Kota Sydney, New South Wales (NSW), Australia, kini dapat bernapas lega. Mulai Senin (11/10), seluruh warga yang sudah divaksinasi dapat kembali mengunjungi kafe, gym, dan restoran.
ADVERTISEMENT
Pertokoan dan restoran dibuka, meskipun jumlah pengunjung masih dibatasi. Jumlah warga yang diizinkan bertamu pun lebih banyak, dengan syarat harus sudah divaksinasi dosis penuh. Pun dengan jumlah tamu resepsi pernikahan dan upacara pemakaman.
Dikutip dari Reuters, pub di Sydney mulai dibuka pukul 12 malam. Kerabat dan keluarga berkumpul bersama untuk menikmati minum di malam hari, saling melepas rindu satu sama lain.
“Saya melihat ini sebagai hari kembalinya kebebasan. Ini adalah hari kebebasan,” ujar Menteri Utama NSW, Dominic Perrottet, kepada wartawan di Sydney.
“Kami memimpin negara ini keluar dari pandemi, tetapi ini akan menjadi tantangan,” lanjutnya. Tak luput, Perrottet memperingatkan adanya potensi lonjakan kasus usai pembukaan kembali ini.
Kebebasan ini hanya bisa dinikmati oleh seluruh warga yang sudah divaksinasi dosis penuh. Bagi mereka yang belum divaksinasi, masih harus menjalani kebijakan diam di rumah hingga setidaknya 1 Desember mendatang.
ADVERTISEMENT
Menyambut hari kebebasan ini, Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, meminta warga Sydney untuk “menikmati momen.”
“Hari ini adalah hari yang sudah ditunggu-tunggu banyak orang, hari di mana banyak hal yang sebelumnya kita sia-siakan, kini akan kita rayakan,” ujar Morrison.
Perdana Menteri Australia Scott Morrison. Foto: William WEST / AFP
Sejumlah pemilik usaha di Sydney menyambut pelonggaran ini dengan gembira. Pemilik pub tertua di Sydney “Fortune of War”, Steven Speed, berharap lockdown ini akan menjadi yang terakhir.
“Biaya membuka dan menutup, membuka dan menutup--biayanya sangat besar,” ujar Speed. Para langganan Speed kembali mengunjungi Fortune of War mulai pukul 9 pagi, bersama kerabat-kerabat mereka.
Sedangkan pemilik gym KR Performance di Sydney, Kyl Raggio, berpendapat Australia sudah tak bisa lagi bergantung pada lockdown untuk melawan virus corona.
ADVERTISEMENT
“Saya harap, kita dapat menangani apa pun yang terjadi ke depannya, melihat negara-negara lainnya, saya berharap kita bisa tetap membuka diri dan melakukan kegiatan kami,” pungkas Raggio.
Saat ini, vaksinasi dosis penuh bagi warga NSW di atas 16 tahun mencapai 74%. NSW tengah mengejar target vaksinasi hingga 80% pada akhir Oktober nanti.
Kasus harian pun tergolong jauh lebih rendah dibandingkan puncaknya di bulan lalu. Pada Senin (11/10), kasus baru mencapai 496 infeksi.
Warga joging di sepanjang Sydney Harbour, Australia, Senin (13/9). Foto: Saeed KHAN/AFP
Lockdown di Sydney, NSW, telah berlangsung sejak akhir Juni lalu. Kebijakan pembatasan ketat ini dipicu oleh merebaknya varian Delta, varian corona dengan kecepatan menular yang sangat tinggi.
Tak lama dari itu, varian Delta menyebar ke negara bagian sekitar NSW, mulai dari Victoria hingga wilayah Ibu Kota Australia. Penyebaran ini memicu lonjakan kasus dan lockdown di kota-kota besar, seperti Melbourne dan Canberra.
ADVERTISEMENT
Pembukaan kembali Sydney ini cukup memicu kekhawatiran negara-negara bagian dengan jumlah kasus COVID-19 rendah, seperti Australia Barat dan Queensland.
Queensland masih menutup perbatasannya dari NSW, terutama Sydney. Tingkat vaksinasi mereka masih lebih rendah dibanding NSW, yakni 52%.
Australia telah menutup perbatasan internasional sejal Maret 2020 lalu. Dengan kebijakan lockdown ketat dan penutupan perbatasan itu, Negeri Kangguru berhasil menekan angka kasus COVID-19 mereka.
Sejak awal pandemi hingga kini, Australia mencatat 130.000 kasus dan 1.448 kematian.