Lonjakan Corona Usai Long Weekend Oktober Lebih Tinggi dari Mei dan Agustus

23 Desember 2020 15:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kendaraan terjebak macet di ruas Tol Dalam Kota, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Selasa (27/10). Foto: Wahyu Putro A/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Kendaraan terjebak macet di ruas Tol Dalam Kota, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Selasa (27/10). Foto: Wahyu Putro A/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Penularan virus corona di Indonesia masih belum dapat dikendalikan. Bahkan, peningkatan kasus corona hariannya jelang libur Natal dan Tahun Baru 2021 konsisten di angka 6.000-7.000 kasus.
ADVERTISEMENT
Kepala Pusat Kesehatan Angkatan Darat, Mayjen TNI dr Tugas Ratmono, juga tak menampik penularan COVID-19 pada Desember ini lebih tinggi dari masa libur-libur panjang sebelumnya.
Hal ini dapat terlihat dari jumlah pasien corona yang dirawat di RS Darurat Wisma Atlet Kemayoran yang meningkat tajam pascalibur panjang akhir Oktober-November kemarin. Jumlahnya bahkan lebih tinggi dari sesuai libur Lebaran dan Kemerdekaan RI.
"Kalau kita lihat grafiknya, grafik di RSD COVID-19, liburan-liburan itu ya, Mei, kemudian Agustus, kemudian Oktober, kita meningkat terus. Bahkan saat ini, kalau kita lihat meningkat itu lebih tinggi grafiknya dibanding yang saat September," ujar Tugas dalam diskusi virtual di Graha BNPB, Jakarta, Rabu (23/12).
Pengunjung Pantai Kuta Bali yang tetap gunakan masker. Foto: Denita BR Matondang/kumparan
Pada awalnya, Tugas memprediksi kenaikan kasus pasti akan tetap bertambah seusai masa liburan panjang.
ADVERTISEMENT
Namun, setelah mengamati pergerakan lonjakan kasus beberapa pekan terakhir, pihaknya menyadari kasus dapat melonjak di minggu-minggu biasa. Sekalipun tidak dalam masa libur panjang.
"Jadi ini betul-betul setelah ada libur. Awalnya kita lihat, apa iya, dengan adanya libur kasus meningkat. Tapi ternyata konsisten gitu, setelah ada libur panjang," kata Tugas.
"Setelah ada hal-hal yang memungkinkan untuk terjadinya sesuatu kontak antara yang satu dengan yang lain, bisa memungkinkan dalam peningkatan penularan. Itu kita lihat di Wisma Atlet itu memang terus meningkat, sampai saat ini pun masih terus meningkat," lanjut dia.
Sejumlah pasien COVID-19 berstatus Orang Tanpa Gejala (OTG) mengikuti senam pagi di Stadion Patriot Chandrabhaga, Bekasi, Jawa Barat, Senin (28/9). Foto: Ajeng Dinar Ulfiana/REUTERS
Melihat fenomena ini, Tugas meminta kepada masyarakat untuk tidak menurunkan tingkat kewaspadaan mereka, terutama dalam menjalankan protokol kesehatan.
Terlebih, potensi penularan corona akan lebih besar jika kewaspadaan masyarakat menjalankan 3M justru kendur dan mulai ditinggalkan.
ADVERTISEMENT
"Inilah yang saya kira betul-betul harus sadari bersama. Dengan pola seperti itu, kita harus sama sama sadar, disiplin, konsisten paling penting. Jangan kendur disiplin protokol kesehatan, pesan dari lonjakan-lonjakan, pola-pola yang terlihat, bahwa inilah. Mari jangan kendur, jangan lengah, waspada, secara konsisten," tutup Tugas.