Lonjakan Kasus COVID-19 Tinggi, Pemerintah Harus Terapkan Sanksi Tegas

10 Juli 2020 14:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah penumpang KRL Commuter Line berada di dalam gerbong yang telah diberi marka jarak sosial (social distancing).  Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah penumpang KRL Commuter Line berada di dalam gerbong yang telah diberi marka jarak sosial (social distancing). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Kasus positif COVID-19 kembali memecahkan rekor. Pada Kamis (9/7), penambahan kasus positif virus corona 2.657 orang. Jumlah ini kembali memecahkan rekor, sehingga total positif corona di Indonesia adalah 70.736.
ADVERTISEMENT
Ketua DPP PSI Isyana Bagoes Oka menilai harus ada pengawasan dan penegakan protokol kesehatan yang ketat. Menurut Isyana pemerintah harus mengerahkan seluruh sumber daya yang ada.
“Sediakan masker di pasar-pasar tradisional dan tempat umum lainnya. Awasi dengan ketat perilaku masyarakat. Saatnya dimulai penerapan sanksi tegas. Siapa yang tidak patuh diganjar hukuman yang sesuai," kata Isyana kepada wartawan, Jumat (10/7).
"Untuk urusan segenting pandemi ini, tidak bisa sepenuhnya mengharapkan kesadaran pribadi. Harus dibantu tekanan dari ranah hukum,” lanjut dia.
Ke depan, terkait penerapan new normal dan menyusul melonjaknya angka kasus virus corona, Isyana meminta pemerintah terus menggencarkan kampanye protokol COVID-19.
Ketua DPP PSI, Isyana Bagoes Oka. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
“Setuju dengan penerapan era new normal. Rakyat harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup yang semakin sulit. Tapi, kita menyaksikan jumlah kasus per 9 Juli melonjak sebanyak 2.657 kasus baru, maka urusan penerapan protokol kesehatan harus sangat serius, harus terus disosialisasikan lebih gencar kepada publik,” sebut dia.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Isyana mengingatkan masyarakat agar tetap disiplin menerapkan protokol COVID-19, sebab jika lengah sangat dimungkinkan angka positif akan naik lagi.
"Tentu kita tidak mau kembali ke masa PSBB di mana rakyat tidak bisa bekerja," kata Isyana.
Sebelumnya, Presiden Jokowi sendiri juga menyoroti kenaikan fantastis angka positif COVID-19 itu, saat meninjau posko penanganan COVID-19 di Kalteng. Jokowi berujar kenaikan itu menjadi lampu merah bagi Indonesia.
"Perlu saya ingatkan, saya kira ini sudah lampu merah lagi. Hari ini secara nasional kasus positif ini tinggi sekali. Hari ini 2.657," kata Jokowi di Kota Palangkaraya, Kamis (9/7)