LSI: Sirekap Jadi Alasan Kepercayaan terhadap Pemilu Anjlok

25 Februari 2024 16:49 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi tinta di jari usai ikut Pemilu 2024. Dok: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tinta di jari usai ikut Pemilu 2024. Dok: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Lembaga Survei Indonesia (LSI) menemukan adanya penurunan tingkat kepuasan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemilihan umum (Pemilu) 2024 oleh beberapa alasan, salah satunya Sirekap.
ADVERTISEMENT
“Menurut saya salah satu penjelasan kenapa tingkat kepuasan ini menurun adalah karena setelah Pemilu kan masyarakat terkespos ke berita-berita tentang penyelenggaraan Pemilu,” kata Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan, dalam paparannya, Minggu (25/2).
“Termasuk misalnya perdebatan soal masalah Sirekap, atau adanya PSU (Pemungutan Suara Ulang) karena berbagai alasan,” lanjutnya.
Awalnya masyarakat optimistis dan memberikan kepercayaan tinggi terhadap pelaksanaan pemilu yakni sebesar 94,5 persen. Namun setelah hari pencoblosan, kepercayaan ini menurun menjadi 83,6 persen.
Petugas KPPS mengambil gambar hasil penghitungan suara saat simulasi di Indramayu, Jawa Barat, Rabu (7/2/2024). Foto: Dedhez Anggara/Antara Foto
Masyarakat yang awalnya percaya bahwa Pemilu akan berlangsung jujur dan adil juga akhirnya anjlok menjadi hanya sebesar 76,4 persen saja dari 94,3 persen.
Penurunan ini, kata Djayadi, sejalan dengan temuan dan ramainya perbincangan mengenai Sirekap (Sistem Informasi Rekapitulasi) terutama soal temuan perbedaan data antara Formulir C1 di tabulasi Sirekap di media sosial.
ADVERTISEMENT
“Ini suatu yang mungkin perlu menjadi perhatian baik dari KPU, penyelenggara pemilu lainnya, ataupun pemerintah bahwa ada penurunan penilaian positif masyarakat terhadap pemilu dari hari ke hari,” kata Djayadi.
Survei LSI ini diselenggarakan pada 19-21 Februari 2024 dengan jumlah 1.211 responden yang tersebar di seluruh Indonesia. Wawancara responden dilakukan lewat telepon yang dipilih menggunakan teknik random digit dialing, dengan margin of error kurang lebih 2,9 persen.