LSI Ungkap Perbandingan Tingkat Kepercayaan atas Vaksin Pfizer hingga Sinovac
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Namun dalam waktu dekat pemerintah akan menggunakan vaksin jenis lain yakni Moderna, Sinopharm, Pfizer, Novavax hingga Sputnik V.
Lembaga Survei Indonesia kemudian merilis survei terbaru terkait sikap publik terhadap vaksin dan program vaksin pemerintah.
Dalam survei ini, turut dibahas soal jenis vaksin yang dipakai dan akan dipakai pemerintah.
Pertama yakni vaksin AstraZeneca dari Oxford, Inggris. Ternyata masih banyak masyarakat tidak tahu soal vaksin ini.
"Sekitar 45,6 persen tahu AstraZeneca-Oxford dari Inggris dan dari yang tahu, mayoritas, 59,8 persen, percaya vaksin tersebut," kata Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan dalam paparan virtual, Minggu (18/7).
Kedua terkait vaksin Sinovac dari China. LSI menyebut banyak masyarakat tahu jenis vaksin ini dan percaya vaksin Sinovac ampuh menangkal COVID-19.
ADVERTISEMENT
"Mayoritas 61,2 persen tahu Sinovac dari RRC dan dari yang tahu, mayoritas 68 persen percaya vaksin tersebut," ucap Djayadi.
Ketiga, vaksin Pfizer yang dikembangkan di Jerman dan Amerika Serikat. LSI mengatakan, masih sedikit masyarakat RI yang mengetahui jenis vaksin ini tetapi banyak masyarakat yakni vaksin Pfizer cukup ampuh menangkal COVID-19.
"Sekitar 20,2 persen tahu Pfizer-BioNTech dari Amerika Serikat & Jerman dan dari yang tahu, mayoritas, 64,1 persen, percaya vaksin tersebut," kata Djayadi.
Keempat, vaksin Moderna yang kemarin baru saja tiba di RI dan akan digunakan untuk suntikan booster bagi tenaga kesehatan hingga TNI-Polri. Namun sama seperti Pfizer, masih sedikit masyarakat yang tahu soal jenis vaksin ini.
"Sekitar 17,8 persen tahu Moderna dari Amerika Serikat dan dari yang tahu, mayoritas, 65,5 persen, percaya vaksin tersebut," ujar Djayadi.
Kelima adalah vaksin Novavax dari Amerika Serikat. Mayoritas masyarakat tidak tahu adanya jenis vaksin ini namun mereka percaya vaksin ini bisa menangani COVID-19,
ADVERTISEMENT
"Sekitar 17,3 persen tahu Novavax dari Amerika Serikat dan dari yang tahu, mayoritas, 57,1 persen, percaya vaksin tersebut," ucap Djayadi.
Lebih lanjut, LSI juga menanyakan apakah sejauh ini program vaksinasi di RI sudah tepat sasaran atau tidak. Hasilnya, mayoritas masyarakat percaya program vaksinasi tepat sasaran.
"Mayoritas, 68,6 persen, merasa program vaksin COVID-19 tepat/cukup tepat sasaran. Terdapat 21,9 persen yang menilai program tersebut tidak tepat sasaran, dan 9,5 persen tidak menjawab," tutur Djayadi.
Survei LSI ini dilakukan pada 20 hingga 25 Juni. Total ada 1.200 responden terlibat dan dipilih secara acak dari kumpulan sampel acak survei tatap muka langsung yang dilakukan Lembaga Survei Indonesia pada rentang Maret 2018 hingga Juni 2021.
ADVERTISEMENT
Metode survei menggunakan simple random sampling dan memiliki toleransi kesalahan (margin of error atau MoE) sekitar 2,88 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Sampel berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional.