Luhut: Prabowo Rasional, Jangan Dengar Pikiran yang Tak Jelas Basisnya

22 April 2019 14:28 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Pembina Kelompok Relawan Jokowi-Ma'ruf Bravo 5 dan Cakra 19, Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan sengaja ingin bertemu dengan Capres 02, Prabowo Subianto. Kelak jika bertemu, Luhut ingin menyampaikan beberapa hal kepada Prabowo.
ADVERTISEMENT
Salah satunya, Luhut akan meminta agar Prabowo tak terlalu mendengarkan lingkarannya. Apalagi, jika mereka memberikan informasi yang tak memiliki dasar jelas.
"Pak Prabowo kan orang baik, jadi saya hanya titip saja sebenarnya mau bilang ya jangan terlalu didengerinlah kalau pikiran-pikiran yang enggak terlalu jelas basisnya. Karena Pak Prabowo orang rasional juga," kata Luhut di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (22/4).
"Yang saya kenal Pak Prabowo orang yang sangat rasional dan biasa diajak berpikir dengan jernih. Jadi bukan seorang pemimpin yang tidak bisa diajak berpikir," lanjutnya.
Kendati demikian, Luhut menegaskan tak ingin menyalahkan pihak-pihak yang berada di sekitar Prabowo. Dia hanya menyarankan agar mereka semua menahan diri. Khusunya, berkaitan dengan hasil pilpres yang akan diumumkan 22 Mei mendatang.
ADVERTISEMENT
"Saya tidak ingin menyalah-nyalahkan, sudah cukuplah. Kira tahan diri semua, jangan nyalah-nyalahin, biarlah nunggu hasil tanggal 22 Mei. Saya kira kita harus dewasa," jelasnya.
Luhut mengakui bahwa dia ingin rekannya tersebut menjadi tokoh yang turut andil dalam mematangkan demokrasi di Indonesia. Dan tentunya mampu menjadi teladan bagi masyarakat Indonesia.
"Saya betul-betul memang ingin Pak Prabowo legacy-nya di Indonesia ini sebagai seorang pemimpin yang turut mematangkan demokrasi di Indonesia dan menghormati apa pun yang diputuskan oleh KPU dan juga kita semua menghormati demokrasi kita dan menghormati konstitusi kita," pungkasnya.