Luhut soal Corona: Indonesia Diuntungkan Temperatur dan Kelembaban Tinggi

31 Maret 2020 13:51 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Luhut memberi sambutan di gala dinner USINDO. Foto: Dok. Kemenko Marves
zoom-in-whitePerbesar
Menko Luhut memberi sambutan di gala dinner USINDO. Foto: Dok. Kemenko Marves
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B Pandjaitan bicara soal antisipasi Indonesia terkait penyebaran virus corona. Salah satu yang dibahasnya adalah soal keuntungan cuaca di Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Indonesia diuntungkan dengan temperatur tinggi pada April. Ini humidity (kelembaban) tinggi buat COVID-19 relatif lemah daripada tempat lain," kata Luhut kepada wartawan, Selasa (31/3).
Ia menjelaskan, keuntungan alam ini harus dimanfaatkan. Namun, juga harus dibarengi dengan kedisiplinan warga untuk social distancing.
"Tapi kalau kita social distancing tidak juga ketat, terlalu banyak berkumpul rame-rame ya enggak berlaku tadi keuntungan kita tadi dari panas atau humidity tadi," ungkapnya.
Pernyataan Luhut itu bisa jadi benar adanya, karena studi baru SARS-CoV-2 menunjukkan bahwa penyebaran virus corona di cuaca yang lebih hangat dan lembab tampaknya tidak menyebar semasif di wilayah yang lebih dingin. Kendati analisis awal ini masih perlu dikaji, namun setidaknya telah memberikan gambaran kasar tentang apa yang mungkin terjadi di musim panas mendatang.
ADVERTISEMENT
Diterbitkan dalam jurnal Social Science Research Network, Qasim Bukhari dan Yusuf Jamel, ilmuwan dari Massachusetts Institute of Technology, menganalisis pandemi COVID-19 (penyakit yang disebabkan SARS-CoV-2) yang kini tengah mewabah di seluruh dunia.
Mereka menemukan bahwa 90 persen infeksi terjadi di daerah yang memiliki suhu antara 3 hingga 17 derajat Celcius dengan kelembaban absolut 4 hingga 9 gram per meter kubik (g/m3)--kelembaban absolut ditentukan oleh seberapa banyak uap air di udara, terlepas dari suhu.