Luhut soal Lonjakan Corona: Salah Kita, Pemerintah Minta di Rumah Malah Mudik

15 Juni 2021 14:09 WIB
·
waktu baca 2 menit
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan saat mengunjungi food estate di Desa Bentuk Jaya (A5), Kecamatan Dadahup, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, Selasa (6/4). Foto: Kementan RI
zoom-in-whitePerbesar
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan saat mengunjungi food estate di Desa Bentuk Jaya (A5), Kecamatan Dadahup, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, Selasa (6/4). Foto: Kementan RI
ADVERTISEMENT
Kasus corona di Indonesia mengalami lonjakan signifikan dalam sepekan terakhir. Lonjakan kasus ini, salah satunya banyak disebabkan oleh klaster mudik Lebaran 2021.
ADVERTISEMENT
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, juga mengamini hal tersebut. Luhut melihat adanya lonjakan kasus tersebut sebagai buah atas sikap yang telah dipilih.
Padahal pemerintah, kata Luhut, sudah nyinyir mengingatkan untuk tetap di rumah, alias tidak mudik. Inipun diperkuat dengan berlakunya larangan mudik pada momentum lebaran tahun ini.
"Ini kesalahan kita ramai-ramai, pemerintah sudah minta kita supaya stay at home, tidak mudik. Kemarin kita ramai-ramai dan inilah buahnya sekarang. Jadi kita semua harus melakukan perenungan," tutur Luhut dalam virtual conference, Selasa (15/6).
Tak cuma itu, Luhut juga menyayangkan banyaknya pemimpin yang tidak memberikan contoh yang baik. Inilah yang kemudian memicu masyarakat memutuskan untuk tetap bepergian atau pulang kampung di tengah masih merebaknya pandemi.
ADVERTISEMENT
"Kalau kita sebagai pemimpin tidak berikan contoh, ini dampaknya seperti sekarang. Banyak korban langsung dan tidak langsung akibat ulah kita sendiri," tegas Luhut.
Sebagai gambaran, angka COVID-19 tercatat terus melonjak usai libur panjang lebaran. Dalam 24 jam terakhir saja, Satuan Tugas Penanganan COVID-19 mencatat 8.189 kasus harian terkonfirmasi positif. Dengan begitu, akumulasi kasus positif di Tanah Air tercatat bertambah menjadi 1.919.547 kasus.
DKI Jakarta menjadi provinsi dengan penambahan kasus tertinggi dengan 2.722 kasus. Adapun total kasus di ibu kota saat ini mencapai 450.793.
Kemudian, Jawa Barat dengan 1.532 kasus baru dan kasus kumulatifnya 330.472. Disusul Jawa Tengah dengan 1.400 penambahan kasus baru dan total kasusnya tercatat 217.084 terkonfirmasi positif.