Luhut soal Serangan Siber KTT G20 Bali: Polri Ada Teknologi, Kita Berdoa Saja

7 November 2022 18:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan Tinjau kesiapan pasukan TNI dalam pengamanan VVIP KTT G20 di Lapangan Renon, Denpasar, Senin (7/11/2022). Foto: Denita BR Matondang/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan Tinjau kesiapan pasukan TNI dalam pengamanan VVIP KTT G20 di Lapangan Renon, Denpasar, Senin (7/11/2022). Foto: Denita BR Matondang/kumparan
ADVERTISEMENT
Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mengungkap potensi serangan siber yang terdeteksi menjelang perhelatan presidensi KTT G20 yang dilaksanakan pada 15 dan 16 November 2022 di Bali.
ADVERTISEMENT
Terkait hal itu, Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, Polri memiliki teknologi mumpuni untuk mencegah serangan siber selama KTT G20 Bali. Dia juga mengajak semua pihak berdoa untuk kesuksesan KTT G20.
"Jadi saya kira Polri punya, saya tahu persis teknologi yang sangat baik (mencegah serangan siber). Jadi kita berdoa saja untuk situ bisa diamankan," kata Luhut saat menghadiri apel gelar pasukan TNI dalam rangka pengamanan VVIP di Lapangan Renon, Denpasar, Senin (7/11).
Luhut juga yakin Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) bekerja dengan baik untuk mencegah adanya serangan siber. Luhut mengaku tak ingin masalah serangan siber ini menjadi polemik.
"Sepanjang yang saya tahu BBSN sudah bekerja dengan baik. Kita tidak ingin terlalu mengumbar itu karena sekarang itu perang cyber," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Luhut kembali mengungkit soal serangan hacker yang mengaku bisa membongkar data pemerintah. Menurutnya, data itu tak terlalu penting dan berasal dari data lama.
"Karena seperti kemarin ada yang dibilang bisa membongkar data, dia mendapatkan data yang lama, tidak data yang kekinian," pungkasnya.
Pada awal September lalu, hacker Bjorka membongkar sejumlah data penduduk hingga kementerian. Mulai dari 26 juta data anggota kepolisian, 102 juta data penduduk penerima bansos, sejumlah data pejabat Indonesia, hingga 1,3 miliar data SIM Card RI.
Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mengaku mendeteksi potensi serangan siber menjelang perhelatan presidensi KTT G20 yang dilaksanakan pada 15 dan 16 November 2022 di Bali. Sementara itu, potensi gangguan keamanan lain belum ditemukan.
ADVERTISEMENT
Potensi serangan ini diperoleh dari hasil simulasi pengamanan G20. Andika enggan menjelaskan serangan siber yang dimaksud.
"Sejauh ini secara umum selain (potensi serangan) siber keliatan belum ada yang signifikan tapi kalau siber memang harus saya akui memang ada. Siber ini saya tidak mau detailnya tetapi yang jelas kita bersama BSN, BIN, Polri sudah berkali-kali untuk mencoba melakukan simulasi dan kebetulan ada gangguan yang real atau benaran," katanya saat menghadiri gelar pasukan Ops Puri Agung 2022 di Lapangan Renon pagi tadi.