Lurah-Kasat Linmas di Yogya Positif Corona, Pemkot Sebut Bukan Klaster Baru

9 September 2020 20:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi positif terkena virus corona.
 Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi positif terkena virus corona. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Pemerintah Kota Yogyakarta masih terus melakukan tracing atas temuan kasus positif yang menimpa Lurah Kotabaru Supardi dan seorang Kasat Linmas Kelurahan Kotabaru. Meski dua orang di kelurahan tersebut positif corona, Pemkot Yogya belum memutuskan tempat tersebut menjadi klaster baru.
ADVERTISEMENT
Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi pun membeberkan kronologi dugaan dari mana lurah tersebut terpapar corona. Menurutnya penularan corona Lurah Kotabaru bermula dari meninggalnya seorang warga berusia 81 tahun pada 26 Agustus lalu. Selang dua hari warga tersebut diketahui hasil tesnya positif corona.
"(Warga tersebut) meninggal kemudian yang berakibat pada dua cucu dan satu anaknya juga terkena (corona)," ujar Heroe ditemui wartawan di Balai Kota Yogyakarta, Rabu (9/9).
Lantaran lansia yang meninggal tersebut terkonfirmasi positif corona, maka gugus tugas melakukan tracing. Hasilnya satu anak dan dua cucu dari lansia tersebut juga terkonfirmasi positif corona. Di sisi lain, sang anak ini merupakan aktivis atau pegiat sosial di kelurahan.
Dugaan sementara, aktivis itulah yang kemudian menulari lurah dan kasat linmas. Heroe juga menegaskan bahwa hal itu baru dugaan. Tetapi pihaknya terus melakukan tracing kontak erat dan didapati tiga kasus positif baru.
ADVERTISEMENT
"Hari ini ada tambahan tiga kasus positif yaitu para aktivis seperti ketua RW, linmas, terus satu berada di luar wilayah Kotabaru tetapi kontak erat dengan salah satu anak dari yang kena," ujarnya.
Jika dihitung dari lansia awal maka sudah ada sembilan kasus di Kotabaru ini. Atas dasar itu aktivitas di Kantor Kelurahan Kotabaru ditutup untuk sementara sejak kemarin, Selasa (8/9) dan melakukan swab kepada orang yang kontak erat.
"Hari dilakukan swab kepada teman-teman di kelurahan dan teman-teman di linmas, totalnya ada 17 orang," katanya.
Heroe membeberkan kenapa pihaknya belum menjadikan kasus di Kotabaru ini sebagai klaster baru. Musababnya, masih belum dapat dipastikan bahwa yang menulari virus adalah lansia berusia 81 yang meninggal tersebut.
ADVERTISEMENT
Sejauh ini pihaknya belum bisa menyimpulkan asal sebaran COVID-19 di kawasan Kota Baru. Sebab, walaupun kemunculannya diawali dari kasus pasien meninggal 81 tahun, belum tentu dirinya yang menularkan virus.
Untuk menetapkan kasus ini sebagai klaster, menurut Heroe masih perlu menunggu hasil tracing dan swab lanjutan.
Dari situ maka akan diketahui apakah sudah ada penularan ke generasi kedua atau ketiga.
"Sekarang belum (klaster), semua masih berasal dari aktivis itu (generasi satu)," ujarnya.
Di sisi lain Heroe juga mewanti-wanti masyarakat agar mewaspadai penularan corona di kantor. Setidaknya saat ini sudah ada 7 kejadian penularan corona di kantor.
"Perkantoran ini kita lihat ada sekitar 7 (kejadian) yang mereka dapatnya dari perkantoran (saat di kantor)," ujar Heroe.
ADVERTISEMENT
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)