Mabes Polri Minta Penyebar Hoaks Berhenti Buat Kegaduhan di Medsos

9 Februari 2018 13:20 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kombes. Pol. Drs. Martinus Sitompul, M.Si (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kombes. Pol. Drs. Martinus Sitompul, M.Si (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Beberapa hari yang lalu beredar informasi viral tentang seorang santri Ponpes Al Futuhat Kecamatan Leles, Garut, Jawa Barat, yang mengaku jadi korban pengeroyokan. Namun setelah diselidiki, pengeroyokan itu tak pernah ada, sehingga informasi yang disebar di medsos adalah hoaks.
ADVERTISEMENT
Mabes Polri menyayangkan kabar bohong tersebut. Polri meminta supaya masyarakat tak gampang terprovokasi dengan informasi yang belum jelas kebenarannya.
"Tentu Polri akan melakukan penyelidikan yang mendalam terhadap penyebar-penyebar berita bohong seperti ini. Kita juga berharap dan mengimbau kepada mereka yang berpotensi membuat dan menyebarkan berita hoaks itu untuk berhenti," ujar Kabag Penum Div Humas Mabes Polri, Kombes Pol Martinus Sitompul di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Jumat (9/2).
Segala kemungkinan bisa terjadi terkait motif beredarnya berita tersebut. Apalagi akhir Januari sempat terjadi kasus penganiayaan yang dilakukan penderita gangguan jiwa kepada seorang ulama di Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
"Berbagai kemungkinan dan berbagai motif tentu menjadi dasar bagi para pembuat dan pengedar berita-berita hoaks itu. Oleh karena itu kami akan lihat, kami akan selidiki lebih dalam dan kita bisa tahu motif sebenarnya apa," jelas Martinus.
"Apakah terkait dengan motif politik, motif ekonomi karena setelah memproduksi kemudian mendapat imbalan uang," pungkasnya.
Berdasarkan prarekonstruksi hingga pengumpulan keterangan, Polres Garut menyatakan kasus tersebut tak pernah terjadi. Polisi memastikan tidak ada rekayasa dalam kasus ini, melainkan hanya salah paham.
"Ya ada (informasi dugaan penganiayaan di pondok pesantren di Garut), tapi saya belum mendapat kepastian dari Polres Garut tapi ada dugaan itu kejadian tidak ada," ujar Karo Penmas Divisi Humas Polri M. Iqbal, Rabu (7/2).
ADVERTISEMENT