Macron Perpanjang Lockdown: Prancis Tak Cukup Siap Hadapi Krisis Corona

14 April 2020 3:24 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Layar televisi saat presiden Prancis Emmanuel Macron memberikan keterangan tentang virus corona di Paris, Prancis. Foto: REUTERS / Charles Platiau
zoom-in-whitePerbesar
Layar televisi saat presiden Prancis Emmanuel Macron memberikan keterangan tentang virus corona di Paris, Prancis. Foto: REUTERS / Charles Platiau
ADVERTISEMENT
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengakui ada kemajuan dari langkah memberlakukan lockdown di negaranya. Ia mengatakan, penyebaran virus corona mulai melambat berkat masa lockdown yang sudah berlangsung kurang lebih sebulan sejak 17 Maret lalu.
ADVERTISEMENT
"Epidemi mulai melambat. Ada hasil di sana (lockdown). Berkat upaya Anda (masyarakat Prancis), setiap harinya kita membuat kemajuan," kata Macron dalam pidatonya dilansir AFP, Selasa (14/4).
Namun menjelang akhir masa lockdown, 15 April, penyebaran virus di Prancis corona masih cukup tinggi. Atas berbagai pertimbangan, Macron memutuskan memperpanjang lockdown hingga 11 Mei mendatang.
Suasana di sekitar menara Eiffel, Paris saat lockdown. Foto: REUTERS/Pascal Rossignol
Macron mengungkapkan saat ini negaranya sedang melalui masa-masa sulit akibat pandemi virus corona. Ia mengakui Prancis sejak awal belum cukup siap menghadapi tantangan dari munculnya wabah virus corona ini.
"Tetapi negara kita tidak cukup siap untuk krisis ini. Kita semua akan mengambil semua konsekuensinya," ucap dia.
Selama masa lockdown, warga Prancis diminta untuk tetap dirumah, kecuali keluar untuk membeli makanan, pergi bekerja, mencari perawatan medis, atau berolahraga.
ADVERTISEMENT
Jumlah pasien yang dirawat karena virus corona juga sudah mulai menurun, setelah sebelumnya terjadi peningkatan kasus dalam beberapa pekan terakhir.
Layar televisi saat presiden Prancis Emmanuel Macron memberikan keterangan tentang virus corona di Paris, Prancis. Foto: REUTERS / Charles Platiau
Hingga Senin (13/4) waktu setempat, virus corona telah merenggut 14.967 jiwa di Prancis, menempati posisi keempat dunia negara paling banyak korban akibat virus asal Wuhan ini. Data resmi menunjukkan ada 98.076 jiwa tertular virus ini di Prancis.
Namun, angka lain yang ditunjukkan oleh Johns Hopkins University justru lebih besar. Angka terjangkit di negara berciri khas Menara Eiffel itu mencapai 137.873 jiwa.
Pada masa akhir lockdown 11 Mei nanti, pemerintah akan kembali melakukan evaluasi, apakah perlu diperpanjang atau bisa dihentikan. Secara politik, popularitas Macron sempat melonjak setelah berani menetapkan lockdown. Namun, di sisi lain, popularitasnya tergerus dengan isu tak sigap pemenuhan masker dan alat rapid test.
ADVERTISEMENT
***
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!