Macron Tunjuk Elisabeth Borne Jadi Perdana Menteri Prancis

17 Mei 2022 4:33 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Transisi Ekologis dan Inklusif Elisabeth Borne dan Menteri Transportasi Jean-Baptiste Djebbar berdiri di atas penanda jaga jarak di Stasiun kereta Gare. Foto: Thomas Samson/Pool via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Transisi Ekologis dan Inklusif Elisabeth Borne dan Menteri Transportasi Jean-Baptiste Djebbar berdiri di atas penanda jaga jarak di Stasiun kereta Gare. Foto: Thomas Samson/Pool via REUTERS
ADVERTISEMENT
Presiden Prancis Emmanuel Macron menunjuk Elisabeth Borne sebagai perdana menteri barunya menggantikan Jean Castex pada Senin (16/5). Borne sebelumnya adalah Menteri Tenaga Kerja, dan kini merupakan perempuan kedua yang menjadi Perdana Menteri Prancis dalam sejarah.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya pada hari itu, Jean Castex melepaskan jabatannya sebagai perdana menteri. Jean menjadi pembuka perombakan kabinet setelah Macron terpilih kembali sebagai presiden pada April lalu.
Borne yang berusia 61 tahun menjadi perempuan pertama yang ditunjuk sebagai perdana menteri dalam 30 tahun. Jabatan perdana menteri Prancis perempuan pertama kali diduduki oleh Edith Cresson selama kepresidenan pemimpin Sosialis, Francois Mitterrand, pada awal 1990-an.
"Saya tahu Borne adalah orang yang luar biasa dengan banyak pengalaman. Saya pikir itu adalah pilihan yang sangat baik," kata Cresson kepada televisi BFM, dikutip dari Reuters.
Sejak terpilih sebagai presiden, Macron disebut perlu menunjukkan perhatian atas rendahnya partisipasi pemilih pada pemilu. Ia juga disebut perlu menunjukkan dukungan bagi kelompok sayap kanan dan paling kiri. Sebab itu, Macron dinilai mencari perdana menteri dengan kredensial kebijakan hijau dan sosial.
ADVERTISEMENT
Sosok seperti Borne disebut dapat membantu melawan tantangan yang dilontarkan oleh politikus veteran sayap kiri Jean-Luc Melenchon yang menduduki tempat ketiga dalam pilpres. Melenchon punya kesempatan menggalang koalisi partai-partai berhaluan kiri yang luas di pemilihan legislatif pada 12-19 Juni mendatang.
Presiden Prancis Emmanuel Macron tiba saat ia dilantik untuk masa jabatan kedua sebagai presiden setelah terpilih kembali, dalam upacara di Istana Elysee di Paris, Prancis, Sabtu (7/5/2022). Foto: Gonzalo Fuentes/REUTERS
Borne merupakan birokrat karier dengan cara berbicara yang lembut. Ia telah bekerja untuk sejumlah menteri Partai Sosialis sebelum bergabung dengan pemerintahan Macron. Saat bertugas singkat sebagai Menteri Lingkungan pada 2019, Borne dikenal telah mendorong kebijakan ramah sepeda.
Borne kemudian beralih sebagai Kementerian Tenaga Kerja. Semasa jabatannya ini, ia mengawal negosiasi dengan serikat pekerja yang menghasilkan benefit tunjangan pengangguran untuk beberapa pencari kerja.
Dalam masa jabatannya, pengangguran di Prancis turun ke level terendah dalam 15 tahun. Lebih spesifik, pengangguran kaum muda di Prancis juga turun ke level terendah dalam 40 tahun.
ADVERTISEMENT
Pengetahuan mendalam Borne tentang cara kerja negara dinilai akan membantu Macron mendorong reformasi yang lebih sulit. Dia akan ditugaskan untuk mengawasi serikat pekerja Prancis yang kuat dan mengawasi janji pemilihan Macron yang paling jadi sorotan, yakni menaikkan usia pensiun pekerja.
"Borne menentang kenaikan upah minimum dan pensiun pada usia 65 tahun. Kita sampai pada musim baru penganiayaan sosial," kata Melenchon di Twitter.
Borne dinilai teknokrat bijaksana yang tidak pernah mencalonkan diri untuk jabatan publik. Ia lebih dikenal memoles kredensialnya sebagai negosiator yang gigih melawan serikat pekerja selama masa jabatan pertama Macron.
Sebagai menteri transportasi pada 2017, Borne menentang pemogokan dan demonstrasi selama berminggu-minggu untuk mengakhiri sistem pensiun dan tunjangan yang royal bagi pekerja kereta api SNCF.
ADVERTISEMENT
"Dia benar-benar gila kerja, seseorang yang bisa bekerja sampai jam 3 pagi dan kembali lagi jam 7 pagi," kata seorang mantan staf Borne.