Mahasiswa Asing di AS Akan Diusir, Berapa WNI yang Berpotensi Terdampak?

9 Juli 2020 18:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Harvard Graduate School of Education. Foto: wikimedia
zoom-in-whitePerbesar
Harvard Graduate School of Education. Foto: wikimedia
ADVERTISEMENT
Mahasiswa internasional di Amerika Serikat (AS) gundah. Mereka terancam dideportasi ke negaranya masing-masing bila sistem kuliah online jadi diterapkan. Itu menyusul kebijakan baru Badan Penegak Bea Cukai dan Imigrasi AS (ICE) pada 6 Juli 2020 lalu.
ADVERTISEMENT
Sejak pandemi merebak, perkuliahan tatap muka memang ditiadakan. Sejumlah kampus pun berencana untuk menggelar perkuliahan secara online pada musim gugur. Praktis, rencana itu kemungkinan besar hanya dapat dinikmati mahasiswa internasional di negaranya masing-masing.
Terkait kebijakan itu, KBRI Washington DC memastikan bahwa mereka dan seluruh perwakilan Indonesia di AS terus menjalin komunikasi dengan pemangku kebijakan terkait di Negeri Paman Sam.
"(Komunikasi dijalin) untuk memperoleh informasi lebih jauh terkait kebijakan tersebut," ucap KBRI Washington DC saat dihubungi kumparan, Kamis (9/7).
Bicara data, jumlah mahasiswa internasional hanya mencapai 5,5 persen dari seluruh mahasiswa di AS. Berdasarkan laporan tahunan Open Doors 2019, ada 1.095.299 mahasiswa internasional dari total 19.828.000 mahasiswa di seluruh wilayah AS.
ADVERTISEMENT
Laporan tersebut disusun oleh Institute for International Education, Departemen Luar Negeri AS. Laporan itu dirilis pada 18 November 2019 untuk tahun akademik 2018-2019. Ini merupakan laporan demografi mahasiswa di AS yang paling baru.
Menurut laporan itu, Indonesia berada di posisi ke-19 dengan jumlah mahasiswa internasional terbanyak di AS. Ada 8.356 mahasiswa Indonesia yang kuliah di jenjang S1, S2, S3, program non-gelar, atau bahkan mengikuti program Optional Practical Training (OPT).
Sementara itu, China menjadi negara yang paling banyak mengirim mahasiswanya ke AS. Ada 369.548 mahasiswa asal China yang kuliah di negeri Paman Sam tersebut. Disusul oleh mahasiswa asal India yang berjumlah 202.0148.
Di Indonesia, minat mahasiswa untuk belajar ke AS nyatanya turun dari tahun ke tahun. Pada tahun 2016, misalnya, jumlah mahasiswa Indonesia di AS berjumlah 8.727. Namun pada tahun 2019, jumlahnya turun menjadi 8.356.
ADVERTISEMENT
Minat kuliah di AS yang terus turun itu sebetulnya bukan hanya melanda Indonesia. Sejumlah negara di Asia maupun Eropa juga mengalami hal yang serupa. Mulai dari Malaysia, Korea Selatan, Arab Saudi, Inggris, bahkan hingga Prancis. Biaya kuliah menjadi pertimbangan terbesar untuk kuliah di AS..
Berdasarkan data National Center of Education Statistics, biaya kuliah di AS untuk mahasiswa internasional memang naik dari tahun ke tahun.
Pada tahun 2019, biaya rata-rata untuk kuliah S1 di AS selama empat tahun ada di angka USD 26.290 atau sekitar Rp 379 juta . Sementara pada tahun 2018, biaya rata-ratanya masih ada di angka USD 25.670 atau sekitar Rp 370 juta.
Di tengah mahalnya biaya kuliah di AS, China justru menjadi salah satu negara yang gencar mengirim rakyatnya untuk kuliah di sana. Pada tahun 2016, Ada 328.547 mahasiswa China di AS. Namun pada tahun 2019, jumlah mahasiswa China melonjak menjadi 369.548.
ADVERTISEMENT
Dari perspektif AS, banyaknya mahasiswa internasional sebetulnya menguntungkan secara ekonomi. Menurut data NAFSA: Association of International Educators, mahasiswa internasional menyumbang USD 41 miliar atau sekitar Rp 591 triliun untuk perekonomian negara tersebut.
Seorang pria bersepeda melewati peta Universitas Stanford. Foto: Getty Images
Oleh sebab itu, tak mengherankan bila keputusan untuk memulangkan mahasiswa internasional mendapat penolakan di kalangan internal AS sendiri.
“Negara kita berisiko kehilangan bakat global dengan kebijakan baru yang merugikan kita secara akademis dan ekonomi," kata Esther Brimmer, direktur eksekutif dan CEO NAFSA: Association of International Educators, dilansir CNN, Selasa (7/7).
****
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
****
Saksikan video menarik di bawah ini.