news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Mahasiswa dan Buruh Gelar Aksi Tuntut Perppu KPK di Gedung DPRD Jateng

28 Oktober 2019 12:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi menggelar unjuk rasa di depan Patung Kuda, Jalan Merdeka Barat,  Jakarta, Kamis (17/10).  Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi menggelar unjuk rasa di depan Patung Kuda, Jalan Merdeka Barat, Jakarta, Kamis (17/10). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Sekitar 500-an massa yang tergabung dalam Aliansi Semarang Raya akan menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Jawa Tengah, Senin (28/10). Berdasarkan informasi dari surat edaran, aksi akan dimulai sekitar pukul 13.00 WIB.
ADVERTISEMENT
"Estimasi massa 500 orang dari hasil konsolidasi tadi malam yang hadir dari buruh, mahasiswa, dan petani Kendeng," kata Koordinator aksi, Mulyono ketika dikonfirmasi, Senin (28/10).
Pantauan di sekitar lokasi aksi, sudah tampak terlihat mobil taktis milik Polrestabes Semarang yang terparkir di halaman Gedung DPRD Provinsi Jateng. Mulyono menurutkan dalam aksi ini, Aliansi Semarang Raya akan menagih janji terkait Perppu KPK dan memprotes banyaknya korupsi di era reformasi.
Mobil taktis Polrestabes Semarang disiagakan di halaman Gedung DPRD Provinsi Jateng jelang aksi unjuk rasa, Senin (28/10/2019). Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan.
Aksi ini akan mengangkat tema #SemarangMelawan hingga #ReformasiDikorupsi. Tagar ini, kata Mulyono, mewakili massa yang membawa isu tuntutan agar Presiden segera mengeluarkan Perppu KPK.
"Hingga kini Presiden (Jokowi) tak kunjung mengeluarkannya (Perppu KPK) bahkan seolah menutup mata dan telinga. Ini membuktikan bahwa Presiden masih berpihak kepada oligarki daripada rakyatnya sendiri," ujar Mulyono.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Mulyono mengatakan tahun 2019 menjadi tahun paling parah dalam pelaksanaan proses legislasi. Sebab, menurutnya, banyak pengesahan RUU sektoral yang justru merugikan rakyat.
"Diperparah lagi dengan kejadian-kejadian yang merusak cita-cita reformasi dari konflik agraria, karhutla hingga pada pelanggaran HAM dan kekerasan yang tak kunjung usai di tanah Papua," tegasnya.
Sementara itu, Kasat Intel Polrestabes Semarang AKBP Fachruddin membenarkan akan ada aksi unjuk rasa yang akan dilakukan siang hari nanti. Namun, berkaca pada pengalaman sebelumnya, aksi unjuk rasa biasanya mengalami keterlambatan waktu.
"Pemberitahuan pukul 13.00 WIB, kalau praktiknya aksi biasanya jam 16.00-an sampai jelang magrib," kata dia.