Mahasiswa Harus Siap Hadapi Revolusi Industri 4.0

25 April 2018 16:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Alwi Hamu di Seminar GINDO, Makassar (Foto: Nabilla Fatiara/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Alwi Hamu di Seminar GINDO, Makassar (Foto: Nabilla Fatiara/kumparan)
ADVERTISEMENT
Mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa Indonesia harus lebih meningkatkan rasa optimisme. Mereka harus paham bagaimana melakukan yang terbaik untuk negerinya.
ADVERTISEMENT
Pendiri Harian Fajar, Alwi Hamu menuturkan, Indonesia merupakan negara yang sangat kaya dan memiliki simber daya yang melimpah. Ia ingin agar anak-anak muda tidak membatasi kemampuan dirinya untuk bisa memajukan bangsa.
"Anda mahasiswa yang punya inovasi, jangan berhenti hanya di selembar kertas yang dimanfaatkan untuk melamar sebagai PNS. Ke depan ini persaingan yang luar biasa," kata Alwi pada Seminar Gerakan Indonesia Optimis (GINDO) di Balai Prajurit Jenderal M. Jusuf, Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (25/4).
Alwi beralasan, dalam beberapa tahun kedepan penduduk dunia diperkirakan bertambah hingga 10 persen. Mengetahui itu, ia yakin persaingan di dunia kerja pun juga semakin berat.
Ia juga menjelaskan dunia sudah mulai memasuki revolusi industri 4.0, dimana tenaga kerja manusia mulai tergantikan dengan teknologi. Namun, Alwi meyakini banyak faktor-faktor yang tidak dapat tergantikan apabila pekerjaan dilakukan dengan menggunakan robot.
ADVERTISEMENT
"Humanity. Ini yang tidak bisa digantikan robot. Robot hanya alat, tidak ada togetherness. Jadi, bagaimana kita mencapai sebuah negara yang besar itu tergantung kalian, bukan kami yang sudah out of generation," lanjut dia.
Maka dari itu, ia meminta pihak-pihak universitas untuk mempelajari kembali apakah kurikulum yang diberikan dalam beberapa tahun kedepan masih relevan dengan kondisi perkembangan saat ini.
Narasumber lainnya yakni Energy Analysis Division / Research Associate I2CNER Kyushu University, Dr. Eng. Nugroho Agung Pambudi, menyatakan bahwa mahasiswa berkesempatan mengembangkan pendidikannya melalui beasiswa keluar negeri.
Alwi Hamu di Seminar GINDO, Makassar (Foto: Nabilla Fatiara/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Alwi Hamu di Seminar GINDO, Makassar (Foto: Nabilla Fatiara/kumparan)
Ia berkaca bahwa dirinya puluhan kali gagal mendapatkan beasiswa, namun dengan usaha kerasnya ia bisa mendapatkan 22 beasiswa dari berbagai universitas.
Selain itu, ia memberikan sejumlah saran agar para mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa dapat berhasil meraih beasiswa.
ADVERTISEMENT
"Indonesia sekarang borderless (tanpa batas). Selain itu, saya juga menata kemandirian dan yang terpenting adalah networking," ujar Budi di hadapan sekitar 2.000 mahasiswa.
Beberapa strategi yang dijalankannya adalah memiliki motivasi tinggi dann persiapan yang baik. Selain itu, mahasiswa juga dilatih untuk bisa mengembangkan kemampuan dasar seperti memiliki skor TOEFL yang baik dan persiapkan rencana alternatif.
Seminar Gerakan Indonesia Optimis di Makassar. (Foto: Nabilla Fatiara/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Seminar Gerakan Indonesia Optimis di Makassar. (Foto: Nabilla Fatiara/kumparan)
Di akhir, Ongky Hojanto yang merupakan seorang inspirator mengungkapkan untuk meraih cita-cita yang diinginkan, maka anak-anak muda harus memiliki semangat yang tinggi.
"Orang-orang yang berhasil selalu jatuh cinta dengan apa yang dikerjakan. Salah satu ciri orang sukses adalah yang punya komitmen. Jadi Anda bangun sikap positif mental anda," ujar Ongky di akhir.
Seminar GINDO bertujuan memberikan motivasi dan pembekalan kepada mahasiswa untuk mempersiapkan generasi optimis. Tidak hanya itu, mereka juga diharapkan dapat memiliki sikap toleransi dan bersikap bijak dalam menggunakan media sosial agar tidak terjerumus ke dalam hoaks.
ADVERTISEMENT
Selain pembicara diatas, turut hadir Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko yang menjadi keynote speaker. Selain itu hadir juga Pangdam XIV Hasanuddin Mayjen TNI Agus Surya Bakti, Kapolda Sulsel Irjen Pol Umar Septono, dan motivator Krishamurti.