Mahathir Paparkan Pentingnya KTT Muslim yang Diprotes Arab Saudi

19 Desember 2019 17:40 WIB
comment
11
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad di acara KTT Kuala Lumpur di Kuala Lumpur, Malaysia. Foto: REUTERS/Lim Huey Teng
zoom-in-whitePerbesar
Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad di acara KTT Kuala Lumpur di Kuala Lumpur, Malaysia. Foto: REUTERS/Lim Huey Teng
ADVERTISEMENT
Konferensi Tingkat Tinggi Muslim tetap digelar di Kuala Lumpur, Malaysia, walau mendapatkan penentangan dari Arab Saudi. Perdana Menteri Mahathir Muhammad sebagai penyelenggara memaparkan pentingnya acara tersebut.
ADVERTISEMENT
Dalam pidatonya pada Kamis (19/12) yang disaksikan para pemimpin seperti Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Presiden Iran Hassan Rouhani, atau Emir Qatar Syeikh Tamim bin Hamid Al-Thani, Mahathir mengatakan acara bertajuk "Kuala Lumpur Summit 2019" itu dibuat untuk memahami mengapa Islam dan negara-negara Muslim tidak berdaya di tengah krisis global.
Mahathir mengatakan acara yang akan berlangsung hingga Sabtu itu akan membahas persepsi Islam soal dunia, permasalahan yang menimpa Muslim seperti Islamofobia atau penolakan peradaban Islam, hingga reformasi di pemerintahan negara-negara Islam.
Foto bersama pemimpin negara di acara KTT Kuala Lumpur di Kuala Lumpur, Malaysia. Foto: Malaysia Department of Information/Handout via REUTERS
"Kami tidak mendiskriminasi atau mengisolir siapa pun. Kami mencoba untuk memulai hal kecil, dan jika gagasan, proposal, dan solusi ini diterima dan terbukti berhasil, kami berharap bisa membawanya ke ranah yang lebih besar," kata Mahathir seperti dikutip Reuters.
ADVERTISEMENT
Malaysia mengundang seluruh negara Muslim, termasuk 57 negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Namun, hanya 20 negara yang datang. Saudi menolak untuk hadir dengan alasan KTT tersebut akan menciptakan blok baru dan semakin memecah belah Islam.
Apalagi dalam KTT tersebut banyak negara yang berseteru dengan Saudi, seperti Turki, Iran, atau Qatar.
Pakistan mengundurkan diri untuk hadir di saat-saat terakhir. Perdana Menteri Pakistan Imran Khan mengatakan negaranya berada di posisi netral, tidak memihak kubu mana pun.
"Pakistan ingin menjadi bagian dari solusi, bukan bagian dari masalah," kata Menteri Penerangan Pakistan Firdous Ashiq Awan.
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan di acara KTT Kuala Lumpur di Kuala Lumpur, Malaysia. Foto: Malaysia Department of Information/Handout via REUTERS
Namun menurut Erdogan, KTT Muslim di Kuala Lumpur adalah ajang bagi negara-negara Muslim untuk menyelesaikan masalah yang menimpa umat Islam dunia. Erdogan mengkritik organisasi Islam saat ini yang kurang melakukan implementasi.
ADVERTISEMENT
"Jika kita masih tidak bisa membuat kemajuan terkait Palestina, jika kita tidak bisa menghentikan eksploitasi sumber daya kita, jika kita tidak bisa mengatakan 'setop' untuk fragmentasi di dunia Islam dengan sektarianisme, itulah mengapa (KTT itu diperlukan)," kata Erdogan.
Erdogan juga menyerukan perombakan Dewan Keamanan (DK) PBB yang seharusnya juga memiliki wakil dari dunia Islam dengan 1,7 miliar pemeluknya. Saat ini anggota tetap DK PBB hanya China, Amerika Serikat, Prancis, Inggris, dan Rusia.
"Dunia lebih besar dibanding lima negara itu," kata Erdogan.
Presiden Iran Hassan Rouhani di acara KTT Kuala Lumpur di Kuala Lumpur, Malaysia. Foto: Malaysia Department of Information/Handout via REUTERS
Sementara Presiden Iran Hassan Rouhani menggunakan ajang itu untuk menumpahkan uneg-unegnya diganjar sanksi ekonomi oleh AS akibat program nuklir mereka. Iran menyerukan negara-negara Islam untuk memiliki mekanisme perbankan dan kerja sama finansial sendiri di luar sistem Barat.
ADVERTISEMENT
"Dunia Islam harus merancang langkah-langkah untuk selamat dari dominasi dolar Amerika Serikat dan rezim finansial Amerika," kata Rouhani.