Mahfud MD Bicara Tantangan Pemilu 2024: Cari Pemimpin Kuat Atasi Polarisasi

27 April 2022 17:13 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Polhukam Mahfud MD hadiri Webinar G20 yang digelar KPK, Jumat (4/3/2022). Foto: Humas Kemenko Polhukam
zoom-in-whitePerbesar
Menko Polhukam Mahfud MD hadiri Webinar G20 yang digelar KPK, Jumat (4/3/2022). Foto: Humas Kemenko Polhukam
ADVERTISEMENT
Menkopolhukam Mahfud MD menyebut masyarakat Indonesia memiliki tantangan besar dalam penyelenggaraan Pemilu 2024. Ia menyebut bukan soal kapan pemilu digelar, tapi lebih kepada menemukan sosok pemimpin kuat untuk mengatasi permasalahan negara.
ADVERTISEMENT
Mahfud menyebut, tantangan tersebut makin terbuka menyusul keputusan tegas Presiden Jokowi yang menyatakan pemilu tetap digelar 2024 dan tak ada penundaan.
"Dalam konteks pemberantasan korupsi dan integritas, saya katakan itu adalah tantangan yang kita hadapi pada Pemilu 2024 karena kita harus mencari pemimpin yang kuat. Mengapa? Karena pemilu sudah pasti dilaksanakan tahun 2024. Pak Jokowi sudah memastikan tidak ada perpanjangan jabatan tiga periode, tidak ada penundaan pemilu, dan sebagainya," kata Mahfud dalam acara sosialisasi Survei Penilaian Integritas (SPI) KPK Tahun 2022 yang digelar secara daring, Rabu (27/4).
Menurut dia, calon pemimpin Indonesia mendatang masih akan dibayangi penyelesaian sejumlah permasalahan negara yang menjadi warisan di tiap masa kepemimpinan presiden. Mulai dari polarisasi ideologi hingga lemahnya penegakan hukum.
ADVERTISEMENT
"Saya katakan ada dua tantangan yang harus dihadapi oleh Indonesia tahun 2024 yakni polarisasi sub ideologi dalam pembelahan ikatan primordial dan lemahnya penegakan hukum termasuk maraknya korupsi karena birokrasi kita ini integritasnya lemah," ucap Mahfud.
Mahfud mengatakan, dua permasalahan itu terbukti menjadi permasalahan abadi yang selalu gagal dicari solusinya oleh hampir setiap presiden yang pernah berkuasa.
"Apakah hanya Pak Jokowi yang menghadapi polarisasi ini? Tidak. Birokrasi sebelumnya misalnya Pak SBY juga sama menghadapi tantangan yang sama sampai beliau mengatakan saya akan perangi sendiri korupsi ini. Sama. Korupsi masih banyak sampai 10 tahun masih banyak marak. Ini tantangan kita, bukan kita menyerah, bukan," ungkap Mahfud.
"Bu Mega waktu kemarin itu mengatakan birokrasi kita itu birokrasi tong sampah, koruptif, Bu Mega waktu jadi presiden. Gus Dur sangat gencar menggertak para koruptor, mau menangkapi, mau menghilangkan polarisasi ideologi jatuh juga," lanjut dia.
ADVERTISEMENT
Karena itu, ketimbang ribut-ribut soal penyelenggaraan pemilu yang sudah ditetapkan tak akan ditunda, Mahfud mengajak masyarakat fokus pada jadwal pemilu yang akan datang.
Tak hanya kuat dalam memimpin, calon pemimpin Indonesia menurutnya juga harus berintegritas. Terlebih dalam urusan menyelesaikan rentetan permasalahan yang berkenaan dengan penegakan hukum di Indonesia.
"Ini, kan, masalahnya, kan, masalah integritas dan betul tahun 2024 itu bisa terjadi sesuatu yang lebih jelek kalau kita tidak mengantisipasi dari sekarang menyiapkan strong leader yang demokratis," kata Mahfud.
"[Karena itu dibutuhkan] kesadaran kolektif untuk membangun integritas. Integritas itu artinya kejujuran, kesatuan langkah, dan kebijakan. Nah, kalau ini tidak [dapat terwujud], masa depan kita masih dipertanyakan," pungkasnya.