Mahfud MD di Dies Natalis Trisakti: Bangun Kecerdasan Otak dan Watak

29 November 2019 14:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menkopolhukam Mahfud MD memberikan orasi ilmiah di acara Dies Natalis Trisakti ke-54, Jakarta, Jumat (29/11/2019). Foto: Abyan Faisal/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menkopolhukam Mahfud MD memberikan orasi ilmiah di acara Dies Natalis Trisakti ke-54, Jakarta, Jumat (29/11/2019). Foto: Abyan Faisal/kumparan
ADVERTISEMENT
Menkopolhukam Mahfud MD menyoroti persoalan korupsi saat memberikan orasi ilmiah Dies Natalis ke-54 Universitas Trisakti. Ia menilai adanya korupsi menjadi penanda masih ada yang salah dengan pendidikan, mulai tingkat SD hingga universitas.
ADVERTISEMENT
Pendidikan, kata dia, yang terpenting bukan hanya kecerdasan otak. Mahfud MD meminta pendidikan karakter juga harus menjadi perhatian.
"Mari kita kembali membangun semangat kebangsaan ini dengan cara bahwa pendidikan ini adalah membangun kecerdasan watak dan otak sekaligus, dan itu harus kita lakukan. Itulah, perlunya universitas itu perlu sadar dalam bentuk terstruktur seperti sekarang," ucap Mahfud MD di kampus Universitas Trisakti, Grogol, Jakarta Barat, Jumat (29/11).
Pendidikan menurutnya harus diselaraskan dengan UUD 1945. Sehingga seseorang dapat menggunakan ilmu pengetahuan yang dimiliki untuk memajukan negara.
"Orang kalau hanya punya otak dia bisa pintar. Tetapi ga punya rasa nasionalisme, tak punya rasa ingin memiliki dan memelihara bangsa dan negara. Bahkan destruktif terhadap kehidupan," tutur Mahfud MD.
Menkopolhukam Mahfud MD memberikan orasi ilmiah di acara Dies Natalis Trisakti ke-54, Jakarta, Jumat (29/11/2019). Foto: Abyan Faisal/kumparan
"Karena itu Pasal 31 (UUD 1945) diamandemen, yang isinya kalau disimpulkan, perguruan tinggi memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi otak berdasarkan iman, taqwa dan akhlak dan watak," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Mahfud MD memberi orasi ilmiah di depan dosen serta mahasiswa Universitas Trisakti. Tema orasinya adalah peran perguruan tinggi dalam mencetak kader bangsa dan menjaga dasar ideologi negara.
Dia datang terlambat karena pesawat yang ditumpanginya dari Yogyakarta sempat tertunda karena ada perbaikan runway di Bandara Adisutjipto.