Mahfud MD: Indonesia-Malaysia Sama-sama Ingin Bangun Masyarakat Islami

25 Januari 2020 19:33 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menkopolhukam Mahfud MD, Ketum PBNU Said Aqil, Menteri Pertahanan Malaysia Mohamad Sabu dan Yenny Wahid di diskusi harapan baru dunia Islam. Foto: Paulina Herasmaranindar/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menkopolhukam Mahfud MD, Ketum PBNU Said Aqil, Menteri Pertahanan Malaysia Mohamad Sabu dan Yenny Wahid di diskusi harapan baru dunia Islam. Foto: Paulina Herasmaranindar/kumparan
ADVERTISEMENT
Menko Polhukam, Mahfud MD, menilai Indonesia dan Malaysia mempunyai banyak kesamaan dalam hal bernegara. Menurut dia, kedua negara sama-sama ingin membangun masyarakat yang islami.
ADVERTISEMENT
"Indonesia dan Malaysia sama-sama ingin membangun masyarakat islami," kata Mahfud dalam diskusi bertajuk 'Harapan Baru Dunia Islam: Meneguhkan Hubungan Indonesia-Malaysia di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Sabtu (25/1).
Menurut Mahfud, islami yang dia maksud merupakan kata sifat. Yakni jujur, sportif, taat, hingga antikokrupsi.
"Pokoknya yang baik-baik itu islami. Jadi kalau ada negara yang seperti itu. Seperti New Zealand, itu saya katakan bukan negara Islam tapi negara islami," ujarnya.
Menkopolhukam Mahfud MD di acara diskusi "harapan baru dunia Islam" meneguhkan hubungan Indonesia-Malaysia di Gedung PBNU, Jakarta. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Selain itu, ia juga menilai kedua negara mempunyai kesamaan pandangan dalam hal bernegara.
"Indonesia dan Malaysia sama-sama berpendapat tidak ada satu sistem khilafah tertentu yang harus diikuti menurut Al-Quran dan sunah Rasul. Indonesia memilih bentuk republik, hubungan presidensiil. Malaysia memilih bentuk kerajaan dengan parlementer," kata Mahfud.
ADVERTISEMENT
"Apakah melanggar Al-Quran atau sunah? Tidak. Karena dalam Al-Quran atau sunah tidak ada ajaran bentuk negara. Bahwa manusia bernegara, iya. Bentuknya seperti apa, terserah," sambungnya.
Mahfud mengatakan, Indonesia memilih ideologi Pancasila karena Islam tidak mewajibkan suatu negara untuk menerapkan sistem pemerintahan tertentu. Ia menilai pihak yang masih mempersoalkan ideologi Indonesia baru bangun dari tidur.
"Islam tidak mengajarkan sistem tertentu dan pilihan kita atas sistem pemerintahan dasar negara adalah Pancasila dan NKRI. Itu tidak ada masalah, sudah dibicarakan dengan para ulama. Sekarang yang mempersoalkan ini baru bangun tidur, kaget," kata mantan Ketua MK itu.
Untuk itu, ia menegaskan tak ada yang salah dari bentuk negara Indonesia dan Malaysia meskipun berbeda. Namun, kedua negara itu memiliki kesamaan untuk menjalankan nilai Islam.
ADVERTISEMENT
"Pilihan bentuk negara dan sistem pemerintahan itu, yang beragam seperti Indonesia dan Malaysia itu sama benarnya. Sama-sama tidak bertentangan dengan syar'i. Kita sama-sama ingin melaksanakan nilai Islam dalam kehidupan bersama," tuturnya.