Mahfud MD: Islam Bukan Agama Teror, tapi Agama Kedamaian

18 Maret 2021 10:16 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Polhukam Mahfud MD dalam acara Silaturahim bersama tokoh agama dan tokoh masyarakat di Makodam V Brawijaya, Surabaya. Foto: Humas Kemenko Polhukam
zoom-in-whitePerbesar
Menko Polhukam Mahfud MD dalam acara Silaturahim bersama tokoh agama dan tokoh masyarakat di Makodam V Brawijaya, Surabaya. Foto: Humas Kemenko Polhukam
ADVERTISEMENT
Menko Polhukam Mahfud MD menegaskan tindakan terorisme jelas sangat dibenci oleh semua ajaran agama, termasuk Islam. Meski banyak dicap sebagai agama teroris, Mahfud menyebut Islam justru merupakan agama yang cinta kedamaian.
ADVERTISEMENT
Menurut Mahfud, tindak teroris hanya dilakukan oleh segelintir pihak saja. Namun, tidak jarang mengakibatkan pandangan pihak lain terhadap agama tersebut jadi berubah.
"Islam bukan agama teror. [Penduduk] Indonesia 87 persen beragama Islam, tapi kalau ada teroris yang kebetulan beragama Islam itu hanya beberapa segelintir orang. Islam adalah agama kedamaian," ujar Mahfud dalam acara silaturahmi bersama tokoh agama dan tokoh masyarakat di Makodam V Brawijaya, Surabaya, dikutip dari keterangan tertulisnya, Kamis (18/3).
Agar tidak ada pandangan miring terhadap ajaran agama tertentu, Mahfud mengajak seluruh umat beragama agar saling menghormati satu dengan lainnya. Ia menekankan tidak perlu ada rasa benci dari sebuah perbedaan dalam agama.
Ilustrasi berdoa umat islam. Foto: Shutterstock
Tak sampai di situ, Mahfud mengatakan, ketidakadilan dan korupsi justru menjadi sesuatu hal yang wajib dilawan oleh seluruh pihak.
ADVERTISEMENT
"Kita tidak perlu membenci orang lain karena perbedaan agama. Yang harus kita lawan adalah ketidakadilan. Agama apa pun setuju melawan ketidakadilan. Yang harus kita lawan adalah perilaku korupsi," tutur Mahfud.
"Orang Islam, kristen, Konghucu, Buddha, Hindu benci pasti sama orang-orang korupsi. Bahkan orang korupsi sama orang korupsi lainnya juga benci kok," sambungnya.

Mahfud MD Contohkan Nabi Muhammad

Ia kemudian mengambil contoh tentang konsep kehidupan yang saling menghargai perbedaan, yakni negara yang pernah didirikan Nabi Muhammad yaitu Madinah al-Munawwarah. Mahfud menyebut Madinah adalah negara berperadaban yang menghargai betul perbedaan.
Menko Polhukam Mahfud MD dalam acara Silaturahim bersama tokoh agama dan tokoh masyarakat di Makodam V Brawijaya, Surabaya. Foto: Humas Kemenko Polhukam
"Ketika orang-orang takut saat Nabi Muhammad mendakwahkan Islam, Nabi Muhammad mengatakan: Innama Bu'istu liddini al-hanifiyah al-samhah; saya diutus bukan untuk mengislamkan orang Yahudi, bukan untuk mengislamkan orang nasrani, bukan untuk mengislamkan orang majusi. Tapi saya diutus ke muka bumi ini untuk membawa agama yang lurus tetapi toleran, tidak memaksa, tidak menyalah-nyalahkan orang lain karena berbeda," jelas Mahfud.
ADVERTISEMENT
Atas dasar itulah, ia mengajak seluruh pihak untuk dapat membangun Indonesia sebagai negara yang cinta perbedaan dan menghargai seluruh perbedaan yang ada.
"Konsep kebersamaan dalam negara kebangsaan yang kita beri nama Indonesia, yang menurut ormas-ormas besar seperti Muhammadiyah, NU dan lain-lain disebut dengan konsep Islam Wasathiah. Mari bersama bangun bangsa dan negara ini berdasarkan sikap toleran terhadap perbedaan. Kita merdeka karena bersatu di dalam perbedaan dan akan maju karena bersatu," pungkasnya.
***
Saksikan video menarik di bawah ini.