Mahfud MD, Menteri yang Paling Sering Nge-tweet

25 Oktober 2019 14:52 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mahfud MD. Foto: REUTERS/Willy Kurniawan
zoom-in-whitePerbesar
Mahfud MD. Foto: REUTERS/Willy Kurniawan
ADVERTISEMENT
Menko Polhukam Mahfud MD dikenal aktif di Twitter. Di jejaring sosial besutan Jack Dorsey itu, followers Mahfud mencapai 3,1 juta orang. Angka tersebut 8 kali lipat lebih banyak ketimbang followers yang dimiliki Menko Polhukam sebelumnya, Wiranto.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan catatan kumparan, Mahfud telah mengunggah 3.106 cuitan. Jumlah tersebut berasal dari pengekstrakan (scraping) cuitan Mahfud sepanjang 10 Maret 2018-21 Oktober 2019.
Rentang tahun tersebut dipilih lantaran sebelum Oktober 2016, Twitter memiliki kebijakan Reply dan Retweet yang agak berbeda dengan saat ini. Kala itu, Twitter masih menggunakan format RT untuk membalas pesan, sehingga tak bisa diekstrak dengan sempurna.
Infografik Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD. Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Ribuan cuitan Mahfud itu sekaligus menunjukkan bahwa Mahfud adalah menteri paling 'cerewet' di media sosial. Sepuluh dari 34 menteri yang memiliki akun Twitter, Mahfud menempati posisi pertama sebagai menteri yang memiliki followers dan cuitan terbanyak.
Lantas, apa saja isi cuitan Mahfud tersebut?
Berbicara ‘Hukum’ dan ‘Indonesia’
Bukan kebetulan bila Mahfud paling sering mencuitkan soal persoalan hukum di media sosial. Guru Besar Fakultas Hukum UII itu tercatat menuliskan kata ‘Hukum’ sebanyak 362 kali selama periode tersebut.
ADVERTISEMENT
Konteks kata ‘hukum’ itu biasa diucap Mahfud dalam mengomentari persoalan yang mendera Indonesia. Misalnya, pada 13 Oktober 2019, ia menyinggung soal pentingnya keberadaan hukum di negara demokrasi. Lalu menerangkan makna filosofis pasal 1 UUD 1945. Yakni, Indonesia adalah demokrasi (kedaulatan rakyat) sekaligus nomokrasi (kedaulatan hukum).
Biasanya pula, unggahan Mahfud selalu penuh sesak oleh komentar warganet. Akun Twitter Mahfud seakan menjadi ruang diskusi virtual mengenai isu-isu yang tengah hangat. Menariknya lagi, Mahfud bakal menimpali pertanyaan warganet tersebut.
Menyusul kata ‘hukum’, kata ‘Indonesia’ mengekor di belakangnya. Ada 322 kata ‘Indonesia’ yang ia tulis. Konteksnya pun beragam. Misalnya, ia menjelaskan tentang konsep bhinneka tunggal ika yang ada di Indonesia. Unggahan tersebut erat kaitannya dengan insiden bendera Merah Putih di Asrama Papua, Surabaya.
ADVERTISEMENT
Selain kata (unigram) tunggal, kumparan juga mengklasifikasikan cuitan Mahfud ke dalam dua kata (bigram). Berdasarkan klasifikasi itu, Mahfud rupanya paling sering mengucapkan ‘Tak Ada’ (97 kali), ‘Tak Bisa’ (75 kali), hingga ‘Gus Dur’ (72 kali).
Konteks pernyataan ‘Tak Ada’ dan ‘Tak Bisa’ biasa ia gunakan untuk merespons pertanyaan publik terhadap persoalan hukum atau pun agama.
Misalnya, ia mengatakan tak ada konsep khilafah dalam Islam. Atau, kala ia menganalogikan agama dengan hukum dalam menyoal keadilan sosial yang masih nun jauh di sana.
Jarang Gunakan Tagar
Meski aktif menggunakan Twitter, Mahfud tampak jarang menggunakan tagar untuk mengikat isi pikirannya. Di antara ribuan cuitannya itu, tagar yang ia gunakan bisa dihitung dengan jari. Terbanyak adalah tagar #2019Pilpresceria (2 kali), hingga #2019GantiPresiden (2 kali).
ADVERTISEMENT
Konteks penggunaan #2019Pilpresceria ia gunakan untuk menegaskan sikap netralnya dalam Pilpres 2019. Kala itu, Mahfud memang tidak menjadi tim sukses siapa-siapa. Ia lebih memilih bekerja di Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).
Meski demikian, Mahfud pernah pula menggunakan tagar #2010gantipresiden. Namun, tagar itu tak ia gunakan untuk mendukung pasangan 01 atau 02. Lain dari itu, tagar tersebut digunakannya untuk membalas pertanyaan dari warganet soal konsekuensi hukum atas penggunaan tagar tersebut.
Banyak Berbincang dengan Said Didu
Said Didu adalah pendukung Prabowo Subianto. Ia merupakan pegawai plat merah yang mengundurkan diri sebagai PNS Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) lantaran sikapnya yang pro Prabowo.
Di Twitter, Said Didu dan Mahfud kerap bersahut-sahutan. Mahfud tercatat me-mention akun @saididu sebanyak 127 kali. Obrolannya pun beragam, mulai dari perkara Manchester United (MU) versus Liverpool, hingga urusan perbedaan pandangan politik. Namun dari semua itu, Mahfud selalu menagaskan bahwa hubungannya dengan Said Didu tak pernah renggang.
ADVERTISEMENT
Selain dengan Said Didu, Mahfud juga seringkali me-mention akun Twitter KPK. Misalnya, kala Mahfud menyinggung soal napi koruptor yang menurutnya tak akan pernah berkah. Bila ditilik dari kata kunci ‘Korupsi’, Mahfud menulis hal tersebut sebanyak 150 kali.
Di antara itu, ada nama Rocky Gerung yang di-mention sebanyak 14 kali. Dalam sejumlah kesempatan, Mahfud memang seringkali berbeda pandangan dengan Rocky. Misalnya saat Rocky bersikukuh bahwa kitab suci adalah fiksi.
Tetapi, seperti halnya dengan sikapnya ke Said Didu, Mahfud selalu menegaskan bahwa ia dan Rocky adalah teman.