Mahfud MD: Natuna hingga Morotai Jadi Opsi Lokasi RS Penyakit Menular

7 Februari 2020 23:40 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD memberikan keterangan saat bertemu Bupati Natuna Abdul Hamid Rizal. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD memberikan keterangan saat bertemu Bupati Natuna Abdul Hamid Rizal. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Menko Polhukam Mahfud MD menyampaikan hingga kini pemerintah masih belum menentukan di wilayah mana rumah sakit khusus wabah penyakit menular akan dibangun.
ADVERTISEMENT
Namun, ia menyebut wilayah Natuna (Kepulauan Riau), Talaud (Sulawesi Utara), dan Pulau Morotai (Maluku Utara), masuk dalam opsi lokasi yang akan dibangun RS khusus itu.
"Banyak opsi daerahnya. Di mana saja? Natuna sendiri (masuk) opsi, kemudian Sangihe Talaud opsi, Morotai opsi. Banyak, tadi ada 6, 7 opsi gitu," ujar Mahfud kepada wartawan di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Jumat (7/2) malam.
Mahfud menuturkan, ada beberapa kriteria untuk membangun RS khusus penyakit menular, seperti dekat pangkalan militer dan bandara.
Menko Polhukam Mahfud MD berbincang bersama wartawan di Depot Rudy H, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Jumat (7/2). Foto: Maulana Ramadhan/kumparan
"Persyaratan harus dekat bandara, harus ada pangkalan militer untuk evakuasi cepat. Itu nanti akan ada di pulau yang sudah ada penduduknya, tapi diatur jaraknya dengan pemukiman," jelasnya.
Meski begitu, ia menegaskan beberapa opsi wilayah tersebut masih dalam pengkajian dan belum ada keputusan resmi yang diambil. Termasuk apakah memungkinkan dibangun di pulau yang berpenghuni maupun yang tidak berpenghuni.
ADVERTISEMENT
"Pilihannya, mungkin satu pulau. Tetapi keputusan rapat kami belum tentu di suatu pulau. Karena itu bisa diletakkan di suatu pulau yang sudah berpenghuni, belum tentu di suatu pulau yang kosong," tutur Mahfud.
Warga Negara Indonesia (WNI) dari Wuhan beraktivitas di di tempat observasi, di hanggar Lanud Raden Sajad, Natuna. Foto: Twitter/@kemenkesri
Ia mengatakan, saat ini Indonesia memiliki lebih dari 100 pulau kosong yang bisa dijadikan opsi untuk tempat RS khusus wabah penyakit menular.
"Punya ndak pulau kosong? Punya, ada 111 pulau kosong kita, yang sudah didepositkan ke PBB. Nih, ini pulau kami kosong dan PBB sudah menerima itu," ucapnya.
Sebelumnya, saat rapat terbatas bersama Menkes Terawan Agus Putranto dan Kepala BNPB Doni Monardo, Mahfud mengungkapkan pembangunan RS khusus penyakit menular ini merupakan arahan langsung dari Presiden Jokowi. Arahan ini dikeluarkan setelah merebaknya penyebaran virus corona di China.
ADVERTISEMENT
“Pada tanggal 4 Februari Presiden minta kita mendiskusikan kemungkinan untuk menyiapkan rumah sakit khusus yang jangka panjang kalau ada peristiwa yang seperti corona ini,” kata Mahfud di Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat.
“Itu antisipasi aja. Karena kita seperti kaget membawa banyak orang ke suatu tempat,” imbuhnya.
Senada, Terawan menuturkan, pulau-pulau tersebut masih dikaji dari berbagai aspek. Dari 100 pulau itu, pemerintah akan menyeleksinya hingga menjadi 1 lokasi yang dianggap sesuai.
“Masih dipelajari segala aspek geologi, politik kemudian masalah ekonomi, pemeliharaan pertahanan, keamanan, semua ditinjau,” pungkas Terawan.