Mahfud MD: Saya Tak Mau Salahkan Masyarakat Sipil yang Bela Ravio Patra

25 April 2020 12:48 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menkopolhukam Mahfud MD ketika melakukan teleconference dengan awak media. Foto: Dok. Humas Menkopolhukam
zoom-in-whitePerbesar
Menkopolhukam Mahfud MD ketika melakukan teleconference dengan awak media. Foto: Dok. Humas Menkopolhukam
ADVERTISEMENT
Menkopolhukam Mahfud MD tidak menyalahkan masyarakat yang membela aktivis Legislation Advocacy, Ravio Patra. Menurutnya, pembelaan tersebut masuk akal karena Ravio tak melakukan hal yang dituduhkan karena WhastApp-nya diretas.
ADVERTISEMENT
"Saya sama sekali tidak menyalahkan masyarakat sipil yang kemudian membela ramai-ramai mas Ravio. Itu kita saling berhati-hati untuk aparat dan masyarakat sipil. Mari kerja sama untuk negara ini," kata Mahfud dalam pernyataannya yang diterima kumparan, Sabtu (25/4).
Mahfud mengatakan, hal yang dialami Ravio murni karena kesalahan hacker yang meretas ponsel pribadi Ravio. Oleh karena itu, ia meminta masyarakat memperhatikan betul kerahasiaan data pribadi agar peretasan serupa tak terulang lagi.
"Untuk Mas Ravio Patra dan kawan-kawan dan kita semua, ya hati-hati menjaga handphone kita agar tidak bisa diretas orang. Akun kita tuh supaya dijaga dengan sebaik-baiknya agar tidak mudah diretas," ucapnya.
Ia pun mengajak masyarakat untuk menjaga tutur kata, baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Pernyataan provokatif, menurut Mahfud, sebaiknya tidak dilontarkan seseorang karena ada peraturan yang mengatur soal itu.
ADVERTISEMENT
"Mari kita sama-sama belajar untuk masyarakat sipil, untuk masyarakat supaya juga berhati-hati membuat pernyataan-pernyataan yang provokatif. Harus jujurlah sekarang di tengah-tengah masyarakat itu banyak sekali berita-berita yang sangat provokatif mengajak masyarakat ini ribut," tuturnya.
Menurut Mahfud, kritik merupakan hal yang lumrah dalam kehidupan bernegara, khususnya di negara yang menganut sistem demokrasi seperti Indonesia. Hanya saja, kritik yang objektif jauh lebih diterima oleh masyarakat dan pemerintah ketimbang pernyataan provokatif yang jelas dapat memicu keributan di tengah masyarakat.
"Saya kira kami pemerintah tuh juga sadar bahwa demokrasi itu meniscayakan adanya kritik. Kritik itu tidak dibunuh tapi di antara gelombang kritik itu tidak dapat dipungkiri ada orang yang memang mau merusak tidak pernah mau membuat penilaian yang objektif," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Ravio sempat diamankan bersama rekannya berinisial RS saat ingin memasuki mobil dengan pelat nomor CD -- kendaraan perwakilan diplomatik Belanda --.
Karopenmas Divisi Humas Brigjen Pol Argo Yuwono menjelaskan, penangkapan berawal setelah seorang warga berinisial DR melapor ke Polda Metro Jaya mendapat pesan misterius. Setelah diperiksa, pesan tersebut berasal dari nomor Ravio Patra.
“Bahwa Polda Metro Jaya menerima laporan ada saksi DR. Menyampaikan ke Polda Metro Jaya bahwa menerima WA dari seseorang nomor 081xx. Isinya adalah mengajak tindakan kegiatan tidak diperbolehkan undang-undang, aksi penjarahan. Kita dapat laporan dari penyidik, apa, pasti cek nomor handphone. Setelah kita profiling, dia ada di Menteng, Jakarta Pusat,” ujar Argo.
==========
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona. Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.
ADVERTISEMENT