Mahfud MD Senang Ravio Patra Dibebaskan: Hati-hati Jaga HP agar Tak Diretas

25 April 2020 12:42 WIB
comment
11
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Video conference Menko Polhukam Mahfud MD dengan awak media.  Foto: Dok. Humas Kemenko Polhukam
zoom-in-whitePerbesar
Video conference Menko Polhukam Mahfud MD dengan awak media. Foto: Dok. Humas Kemenko Polhukam
ADVERTISEMENT
Menko Polhukam, Mahfud MD, angkat bicara mengenai kasus yang menimpa aktivis Legislation Advocacy, Ravio Patra.
ADVERTISEMENT
Ravio sebelumnya sempat ditangkap pada Rabu (22/4) atas dugaan penyebaran berita onar. Ravio kemudian dilepas pada Jumat (24/4) pagi dengan status sebagai saksi. Dilepasnya Ravio itu tak lepas dari desakan publik.
Mahfud menyatakan bergembira karena Ravio telah dilepas. Meski demikian, Mahfud meminta Ravio berhati-hati menggunakan ponsel agar tak lagi diretas. Hal itu menanggapi pernyataan Direktur Eksekutif SAFEnet, Damar Juniarto, yang menyatakan pesan provokatif bukan disebar Ravio, melainkan orang lain yang telah meretas akun WhatsApp Ravio.
"Untuk Mas Ravio Patra dan kawan-kawan, Dan kita semua ya hati-hati menjaga handphone kita agar tidak bisa diretas orang. akun kita tuh supaya dijaga dengan sebaik-baiknya agar tidak mudah diretas," ujar Mahfud dalam pernyataannya Sabtu (25/4).
ADVERTISEMENT
"Karena biasanya orang yang brutal itu kalau ingin menyembunyikan diri salah satunya dengan cara meretas punya orang," sambungnya.
Ravio Putra saat dijemput tim kuasa hukum setelah ditahan selama 33 jam di Mabes Polri. Foto: Dok: Istimewa
Ia pun mengajak masyarakat untuk tak membuat pernyataan provokatif di tengah pandemi corona yang bisa membuat kerusuhan.
"Mari kita sama-sama belajar untuk masyarakat sipil, untuk masyarakat supaya juga berhati-hati membuat pernyataan-pernyataan yang provokatif. harus jujur lah sekarang di tengah-tengah masyarakat itu banyak sekali berita-berita yang sangat provokatif mengajak masyarakat ini ribut," ucap Mahfud.
Sebelumnya Koalisi Tolak Kriminalisasi dan Rekayasa Kasus (KATROK) yang mengawal kasus ini, menduga penangkapan dan peretasan akun Ravio tak lepas dari kritik-kritik yang sering disampaikan peneliti kebijakan publik itu di media daring atau media sosial.
Namun Mahfud menyatakan pemerintah tidak antikritik lantaran merupakan bagian dari demokrasi.
ADVERTISEMENT
"Tapi di antara gelombang kritik itu tidak dapat dipungkiri ada orang yang memang mau merusak, tidak pernah mau membuat penilaian yang objektif," kata Mahfud.
"Kita sama-sama harus menjaga negara ini. Saya sama sekali tidak menyalahkan masyarakat sipil yang kemudian membela ramai-ramai Mas Ravio, itu kita saling berhati-hati untuk aparat dan masyarakat sipil. Mari kerja sama untuk negara ini," tutup Mahfud.
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.