Mahfud: Pilih Pemimpin Jangan Hanya dari Visi Tertulis, Lacak Track Record-nya

3 Februari 2024 15:50 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Calon wakil presiden nomor urut 3 Mahfud MD berjalan keluar usai menghadiri pertemuan tertutup bersama konfederasi serikat buruh di Jakarta, Sabtu (3/2/2024). Foto: Bayu Pratama S/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Calon wakil presiden nomor urut 3 Mahfud MD berjalan keluar usai menghadiri pertemuan tertutup bersama konfederasi serikat buruh di Jakarta, Sabtu (3/2/2024). Foto: Bayu Pratama S/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Cawapres 03 Mahfud MD berpesan kepada para alumni UI untuk tidak sembarangan memilih pemimpin. Menurutnya seorang pemimpin harus dipilih berdasarkan rekam jejaknya.
ADVERTISEMENT
"Saya selalu mengatakan, Saudara sekalian kalau anda mau memilih pemimpin, jangan hanya melihat visi yang tertulis. Kalau yang tertulis bisa (dicari di) Google, print. Bisa suruh orang tuliskan sudah bagus," kata Mahfud dalam acara Deklarasi Alumni UI bersama Ganjar-Mahfud di Atrium One Belpark Mall, Fatmawati, Jakarta Selatan, Sabtu (3/2).
"Harus dilacak track record-nya, kalau orang bilang mau menegakkan konstitusi, bisa dipercaya kalau emang track record-nya begitu," tambahnya.
Ia mengatakan bila diucapkan oleh calon pemimpin tidak sejalan dengan rekam jejaknya maka perkataannya bohong. Mahfud mencontohkan seorang pemimpin yang bicara akan melindungi hak asasi manusia tapi pernah melanggar HAM, maka itu bohong.
"Tapi bagaimana mau menegakkan konstitusi kalau dia sendiri melanggar konstitusi, itu semua bohong. Bagaimana orang menyatakan saya akan melindungi hak asasi manusia, tidak mungkin kalau dia punya track record melanggar HAM, itu pasti bohong," imbuh Mahfud.
ADVERTISEMENT
Mahfud MD konferensi pers di kantornya di Kemenko Polhukam, usai menyerahkan pengunduran diri ke Presiden Joko Widodo, Kamis (1/2/2024). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
"Saya mau hidup sederhana seperti rakyat, tidak mungkin bisa dia lakukan kalau selama ini dia hidupnya bermewah-mewahan, hedonis. Saudara sekalian, kita ajak masyarakat buka kewarasan di dalam pemilu," pungkasnya.

Singgung Demokratis tapi Tidak Konstitusional

Dalam kesempatan itu, Mahfud sempat menyinggung disertasi aktivis hukum, Buyung Nasution. Menurutnya ada negara demokratis tapi tidak konstitusional.
"Saya tahu semangatnya kita ini sama-sama berjuang ikut menegakkan negara konstitusional yang demokratis," ujar Mahfud kepada para alumni UI yang hadir.
Mahfud menuturkan dalam disertasi Buyung Nasution diungkapkan ada negara demokratis yang tidak konstitusional. Ada pula yang sebaliknya. Kondisi seperti sedang terjadi di Indonesia.
"Karena kalau kata Pak Buyung itu, ada negara demokratis tapi tidak konstitusional. Ada negara konstitusional tapi tidak demokratis, karena konstitusinya ada tetapi selalu ditukangi, dipermainkan, itu konstitusi saja, tidak ditegakkan jiwa dan rohnya. Itu di disertasi Pak Buyung dulu dan mungkin sekarang sedang terjadi lagi," ucap Mahfud.
ADVERTISEMENT