Makan Siang Barang Mitra Organisasi Internasional, Heru Budi Curhat Masalah DKI

18 November 2022 17:46 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono dalam jamuan makan siang dengan mitra organisasi internasional, di Plataran Hutan Kota, Jumat (18/11).  Foto: Fadlan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono dalam jamuan makan siang dengan mitra organisasi internasional, di Plataran Hutan Kota, Jumat (18/11). Foto: Fadlan/kumparan
ADVERTISEMENT
Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menggelar makan siang bersama mitra organisasi internasional di Plataran Hutan Kota, Jakarta, Jumat (18/11). Di hadapan mereka ia menceritakan permasalahan yang dihadapinya dalam memimpin Jakarta.
ADVERTISEMENT
"Jakarta pasti banyak problem, pertama penurunan air tanah, penurunan tanah, pengurangan air tanah, kita sampai hari ini belum bisa memberikan yang terbaik (soal) air bersih," ucap Heru.
Tak hanya sampai situ, kualitas udara juga masih jadi masalah di Jakarta. Heru menuturkan Jakarta perlu berbenah untuk bisa menurunkan emisi gas yang memperburuk kualitas udara.
"Itu tantangan juga, tantangannya adalah tidak semudah negara-negara bapak. Kami khususnya di Jakarta ada mitra dengan DPRD, ada dengan lokal NGO (non government organization), itu yang harus didiskusikan," ungkap Heru.
Soal hubungan dengan NGO, Heru mencontohkan saat pihaknya menggaungkan penghentian pembangunan jalur sepeda. Hal itu lalu direspons oleh sejumlah organisasi seperti Bike to Work Indonesia dan ITDP (Institute for Transportation and Development Policy).
ADVERTISEMENT
"Baru tadi pagi contoh saja dengan Mba Feila ITDP. Saya ambil kebijakan untuk freeze jalur sepeda udah ribut, baru freeze saja. Nah tujuan saya baik kok, saya tidak ingin kuantitas, saya ingin kualitas, kira-kira seperti itu," katanya.
Menurut Heru perlu komunikasi yang baik untuk menyelesaikan setiap permasalahan di Jakarta. Bila tidak maka banyak energi yang dikeluarkan sekadar untuk urusan sepele.
"Kebijakan yang sepele menjadi sesuatu, yang kalau saya tidak manage komunikasi, menjadi sesuatu yang tidak perlu energi kita keluar," kata Heru.

Tantangan Setelah Ibu Kota Pindah

Situasi kawasan Monumen Nasional (Monas) setelah dibuka untuk umum, Jumat (17/6/2022). Foto: Haya Syahira/kumparan
Jakarta tidak hanya dibayangi masalah yang ada saat ini, tapi juga di masa depan saat ibu kota sudah pindah ke IKN. Menurut Heru saat itu tiba maka Jakarta harus bisa tumbuh hanya dengan pendapatannya sendiri.
ADVERTISEMENT
"Jakarta harus hidup dengan pendapatan dan lain-lain. Di sisi lain, Indonesia harus membangun konsentrasi di IKN," kata Heru.
Maka itu Jakarta akan memaksimalkan sektor bisnis untuk pendapatannya. Masukan dan ide terkait hal ini diperlukan Pemprov DKI untuk membangun kota ke depannya.
"Contoh bagaimana kami nanti, bu Tika, merestorasi, merevitalisasi, mengubah tatanan tata kota menjadi sesuatu yang tumbuh bisnis," ucap Heru.
"Masukan itu yang terpenting sehingga PID kita pasca 2024 jika bapak Presiden sudah mulai bertugas di sana, Jakarta juga harus bisa berjuang tanpa embel-embel sebagai ibu kota," pungkasnya.
Reporter: Muhammad Fadlan Nuril Fahmi