Malaysia Tak Pernah Berniat Daftarkan Reog ke UNESCO

12 April 2022 14:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seniman reog unjuk rasa Foto: Siswowidodo/ANTARA
zoom-in-whitePerbesar
Seniman reog unjuk rasa Foto: Siswowidodo/ANTARA
ADVERTISEMENT
Sekretaris Pertama Kedubes Malaysia Ammil Afiq mengklarifikasi kabar yang menuduh Malaysia akan mendaftarkan Reog ke UNESCO. Malaysia menegaskan tak pernah berniat untuk mendaftarkan Reog sebagai warisan budayanya ke UNESCO.
ADVERTISEMENT
"Malaysia tidak pernah berniat untuk mendaftarkan klaim untuk Reog. Kalau Anda ingin tahu mengapa isu ini bisa muncul, mungkin Anda harus tanya langsung kepada Pak Muhajir," ucap Ammil kepada reporter kumparan, Selasa (12/4).
Baru-baru ini, kabar soal rencana Malaysia ingin mengeklaim Reog sebagai budaya mereka memanas di tanah air: mulai dari Wakil Ketua DPR RI Muhaimin Iskandar yang menyuarakan agar pemerintah lebih tegas menghadapi hal ini, sampai masyarakat sipil yang geram memulai tagar #saveponorogo di media sosial.
Isu ini pertama disuarakan oleh Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy.
Melalui sebuah keterangan resmi pada Selasa (5/4), ia mengatakan, Indonesia harus lebih cepat mendaftarkan Reog sebelum Malaysia melakukannya.
ADVERTISEMENT
"Untuk Reog, Negara Malaysia rencananya mau ajukan juga, maka dari itu, kita harus lebih dulu. Karena ini kan sudah menjadi budaya dan warisan kita," ungkap Muhadjir.
Menko PMK Muhadjir Effendy Foto: Humas Kemenko PMK
Pernyataan ini tentunya memicu amarah warga yang merasa bahwa Reog adalah budaya asli Indonesia. Mereka tidak mengerti mengapa Malaysia berniat untuk 'mencuri' kesenian asli Jawa Timur ini.
Kedutaan Besar Malaysia pun bingung . Mereka mengaku tidak pernah membuat pernyataan apa pun terkait mendaftarkan Reog ke UNESCO.
"Karena Malaysia tidak berhasrat untuk klaim, tidak pernah ada berita atau pernyataan dari Malaysia yang memicu isu ini," tegas Ammil.
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo Menerima Kunjungan Kerja PM Malaysia Ismail Sabri di Istana Merdeka, Jakarta, (1/4/2022). Foto: Laily Rachev/Biro Pers Sekretariat Presiden
Sekretaris Kedubes tersebut turut menjelaskan, kantor pusat di Malaysia akan mengeluarkan siaran pers dalam waktu dekat demi meluruskan miskomunikasi ini.
ADVERTISEMENT
Tahun lalu, kedua Indonesia dan Malaysia juga sudah pernah melakukan diskusi terkait sejumlah warisan budaya 'milik bersama'. Namun, Reog Ponorogo tidak pernah menjadi subyek diskusi.
"Pada November 2021, Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Dato Sri Ismail Sabri telah setuju bahwa Malaysia dan Indonesia dapat mempertimbangkan joint listing beberapa warisan kebudayaan yang menjadi identitas bersama, seperti kebaya, tarian tari piring, tarian kuda kepang, tradisi adat perpatih, dan puisi teromba," kata Ammil.
"Diskusi serius telah dilakukan pada tingkat kelompok kerja. Saat ini, Kemlu Indonesia telah mengirimkan nota diplomatik pada tanggal 2 Maret 2021 terkait persetujuan Indonesia untuk mendaftarkan 5 warisan budaya yang disebutkan kepada IGH UNESCO," lanjut dia.
ADVERTISEMENT