Manuver NasDem Safari Politik ke Partai Oposisi

3 November 2019 5:14 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh berpelukan dengan Presiden PKS Sohibul Iman (kanan) di DPP PKS, Jakarta, Rabu (30/10/2019). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh berpelukan dengan Presiden PKS Sohibul Iman (kanan) di DPP PKS, Jakarta, Rabu (30/10/2019). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
Partai NasDem berencana melakukan safari politik ke sejumlah parpol oposisi Jokowi. Terbaru, NasDem menggelar pertemuan dengan para elite PKS, Rabu (30/10). Pertemuan itu turut disoroti karena dikhawatirkan akan merusak koalisi Jokowi-Ma'ruf.
ADVERTISEMENT
NasDem sempat terang-terangan bakal menjajaki kerja sama dengan PKS, namun tak disebutkan rinci kerja sama apa yang dimaksud. Mereka juga berencana menggelar pertemuan dengan petinggi PAN hingga Partai Demokrat.
"Ini masih taaruf. Kalau pertemuan pertama langsung tancap gas, kan biasanya kalau yang cepat-cepat itu gampang patah juga. Biar kemudian kita bangun sebagai proses yang benar-benar natural dan berikutnya ada agenda-agenda yang harus kita susun, kapan selanjutnya," kata Ketua DPP NasDem, Willy Aditya, dalam diskusi 'Memaknai pelukan politik PKS dan NasDem' di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Sabtu (2/11).
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh bersalaman dengan Hidayat Nur Wahid di DPP PKS, Jakarta, Rabu (30/10/2019). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Agenda pertemuan NasDem-PKS itu sebelumnya sempat dikomentari PDIP. Wasekjen PDIP Arif Wibowo berharap Partai NasDem bisa menjaga etika berpolitik di dalam koalisi.
ADVERTISEMENT
"Saya kira dan harapan kita NasDem tetap menjaga etika dalam berkoalisi," kata Arif di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (31/10).
NasDem pun balik merespons. Willy mengingatkan pertemuan PDIP dengan Gerindra setelah Pilpres 2019 digelar. Willy menilai saat itu jelas, Prabowo merupakan lawan Jokowi di Pilpres 2019.
"Di mana letak tidak etisnya? toh sebelumnya Bu Mega juga bertemu dengan Pak Prabowo, kami juga tidak mengomentari apa-apa," kata Willy di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Sabtu (2/11).
"Jadi prosesnya kita saling respect saja dimana kita punya tugas negara masing-masing," ujarnya.
Sementara itu, terkait pertemuan dengan PAN, Willy mengatakan dirinya telah berkomunikasi dengan Sekjen PAN Eddy Soeparno. Kesepakatannya, kata dia, NasDem dan PAN akan bertemu pada akhir November.
ADVERTISEMENT
"Dengan PAN, kami akan ketemu akhir November. Saya sudah berkomunikasi dengan Mas Eddy Soeparno, ini kami lagi sibuk, NasDem akan menggelar hajatan mau kongres minggu depan," kata Willy di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Sabtu (2/11).
"Kemudian setelah kongres kita akan menyusun waktu kapan agenda ke PAN. Dalam waktu dekat akan kita sampaikan," lanjutnya.
Johnny G Plate di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (22/10/2019). Foto: Kevin S. Kurnianto/kumparan
Sekjen NasDem, Johnny G Plate memastikan, pertemuan NasDem dengan PAN nanti tak akan membicarakan soal koalisi di Pemilu 2024. Sebab, menurutnya, situasi yang terjadi nanti di 2024 masih dinamis dan cair.
"Sama sekali tidak ada. Jangankan 2024, 2020 aja tidak ada berbicara. Karena apa? Karena itu dinamis dan cair," pungkasnya.
Tak cuma PDIP saja, Presiden Jokowi pun merespons manuver NasDem. Jokowi tak ingin apa yang dilakukan NasDem tersebut menjadi tanda koalisi Jokowi rapuh.
ADVERTISEMENT
"Ya biasa sajalah, partai ketemu partai, biasa. Tokoh politik ketemu tokoh politik, biasa sekali. Jangan dikaitkan NasDem ketemu PKS, kemudian koalisi rapuh. Apa hubungannya? Enggak ada hubungannya," tegas Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Jumat (1/11).
Eks Wali Kota Solo itu mengatakan, pertemuan itu sebenarnya tidak perlu ditanggapi secara berlebihan. Sebab, kata Jokowi, mungkin selama ini Ketum NasDem Surya Paloh dan Presiden PKS Sohibul Iman berencana bertemu namun tak pernah terealisasi.
Sebagai catatan, pertemuan NasDem-PKS menghasilkan tiga poin kesepakatan, yakni:
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT