news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Manuver Politik Hanya Ganggu Upaya Pemerintah Akselerasi Penanganan COVID-19

1 Juni 2020 17:14 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo meninjau kesiapan sarana publik dalam penerapan prosedur standar tatanan baru atau new normal di salah satu pusat niaga di Kota Bekasi. Foto: BPMI Setpres/Muchlis Jr
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo meninjau kesiapan sarana publik dalam penerapan prosedur standar tatanan baru atau new normal di salah satu pusat niaga di Kota Bekasi. Foto: BPMI Setpres/Muchlis Jr
ADVERTISEMENT
Manuver politik dinilai tidak etis di saat energi dan perhatian bangsa tertuju pada percepatan penanganan pandemi virus corona atau penyebab penyakit COVID-19. Sejumlah akademisi meminta semua elemen bangsa bersatu, agar langkah akselerasi penanganan COVID-19 berjalan sesuai harapan.
ADVERTISEMENT
"Jangan ada manuver politik. Karena hal ini hanya akan mengganggu fokus yang upaya pemerintah akselerasi penanganan COVID-9 berjalan sesuai harapan," kata sosiolog Universitas Gadjah Mada (UGM), Ari Sudjito, dalam keterangan resminya, Senin (1/6).
Karyawan Brastagi Supermarket, Medan, saat mengikuti rapid test virus corona, Selasa (19/5). Foto: Dok. Istimewa
Pernyataan Ari itu dalam konteks menanggapi pernyataan sejumlah pihak yang mendorong ide reshuffle kabinet terhadap sejumlah menteri.
Ari meminta semua pihak sama-sama menjaga fokus percepatan penanganan virus corona, baik dari unsur pemerintah, Kementerian terkait, para politikus, dan masyarakat secara luas.
"Menjaga fokus ini penting untuk memastikan arahan Presiden menangani pandemi berjalan sesuai harapan," katanya.
Menurut Ari, masyarakat bisa berperan penting dengan partisipasi positif dan produktif dalam menjaga aturan dan komitmen gotong royong. Ari memastikan hal ini akan sangat membantu dalam mempercepat pemulihan kondisi dan dampak pandemi COVID-19.
Petugas Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor menunjukkan hasil tes cepat (rapid test) pendektesian COVID-19 kepada orang dalam pengawasan (ODP) di Bogor. Foto: ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya
Senada dengan Ari, sosiolog Fisip Universitas Hasanuddin Makassar, Rahmat Muhammad, menekankan pentingnya koordinasi yang baik antar unsur pemerintah pusat dan daerah.
ADVERTISEMENT
"Ini menjadi kunci dari efektivitas penanganan pandemi COVID-19, selain tentu saja dukungan positif dan konstruktif dari masyarakat," kata Rahmat dalam rilis yang sama.
Warga RW 10 Kelurahan Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur menerima bansos sembako. Foto: Dok. Kemensos
Secara khusus, Rahmat menilai kinerja Kemensos dan Mensos Juliari P. Batubara cukup positif. Menurutnya, Juliari dipandang cakap melakukan tugas-tugas penanganan dampak sosial pandemi COVID-19.
"Metode pendistribusian seperti bantuan sosial membutuhkan ketelitian yang cukup jeli terutama dalam pendataan kepada siapa yang berhak menerima," kata Rahmat.
"Saya sangat mengapresiasi kinerja Kemensos, sekalipun diketahui ada sebagian kecil kelompok masyarakat yang masih belum puas. Tapi dibanding yang puas jumlahnya lebih besar. Tapi mereka lebih memilih diam, " pungkas Rahmat.
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
————-----------------------
ADVERTISEMENT
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.