Marak Ordal di Institusi Pendidikan, Anies Bakal Terapkan Seleksi Transparansi

25 Desember 2023 11:02 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Calon presiden dan wakil presiden nomor urut 1, Anies Baswedan (tengah) dan Muhaimin Iskandar (kanan) bergurau sebelum menyampaikan pidato politiknya dalam acara diskusi dan kalibrasi bersama pemuda di GOR Jatidiri, Semarang, Jawa Tengah. Foto: Makna Zaezar/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Calon presiden dan wakil presiden nomor urut 1, Anies Baswedan (tengah) dan Muhaimin Iskandar (kanan) bergurau sebelum menyampaikan pidato politiknya dalam acara diskusi dan kalibrasi bersama pemuda di GOR Jatidiri, Semarang, Jawa Tengah. Foto: Makna Zaezar/Antara Foto
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Calon presiden nomor urut satu, Anies Baswedan, akan membuat sistem rekrutmen di lembaga pendidikan menjadi meritokratik dengan proses yang transparan, sehingga bisa diketahui oleh publik.
ADVERTISEMENT
Rencana ini menyusul maraknya praktik orang dalam di lembaga pendidikan. Ini dinilai merugikan orang-orang yang sebetulnya berprestasi, namun terkendala oleh mereka yang punya akses dan kuasa.
"Salah satu cara menjaga agar siswa yang berprestasi mendapat kesempatan adalah dengan mentransparankan prosesnya," ungkap Anies dalam acara Diskusi dan Kalibrasi Bersama Pemuda dan Mahasiswa di GOR Jatidiri, Semarang, Jawa Tengah, Minggu (24/12).
Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan (tengah) menyapa peserta saat menghadiri diskusi dan kalibrasi bersama pemuda di GOR Jatidiri, Semarang, Jawa Tengah, Minggu (24/12/2023). Foto: Makna Zaezar/Antara Foto
Sistem yang demikian, sambung Anies, sejatinya juga pernah diterapkan saat dirinya menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu mengatakan, ketika penerimaan siswa baru dibuka, semua orang bisa melihat informasi mengenai si pendaftar. Mulai dari nilai hingga asal daerahnya.
Dengan begitu, kata Anies, akan minim terjadi praktik orang dalam. Sebab begitu masyarakat melihat ada siswa yang semestinya tidak sesuai kriteria, maka mereka bisa memprotesnya.
ADVERTISEMENT
"Yang mengawasi siapa? Seluruh rakyat. Jadi sistem meritokrasi atau transparansi itu bisa menjaga kesempatan untuk orang-orang berprestasi," tutupnya. (IK)