Mardani: Bahaya Hapus Data Kematian Corona, Penanganan Pandemi Bisa Hilang Arah

11 Agustus 2021 14:13 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mardani Ali Sera. Foto: Fitra Andrianto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Mardani Ali Sera. Foto: Fitra Andrianto/kumparan
ADVERTISEMENT
Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera ikut menyoroti tindakan pemerintah yang menghapus angka kematian dari indikator penanganan pandemi COVID-19. Dia menilai hal itu cukup berbahaya.
ADVERTISEMENT
Sejauh ini, Mardani menilai data kematian cukup penting untuk menjadi salah satu penilaian sejauh mana dampak buruk yang ditimbulkan akibat COVID-19.
"Ini bahaya. Jika penanganan pandemi COVID-19 dilakukan tanpa panduan yang benar, pembuat kebijakan bisa buta terhadap situasi yang ada di lapangan," kata Mardani kepada wartawan, Rabu (11/8).
"Indikator kematian merupakan indikator valid untuk melihat tingkat keparahan situasi wabah, bisa hilang arah penanganan pandemi di negeri ini," tambahnya.
Apalagi, menurut dia, sudah ada beberapa ahli yang mengingatkan situasi kematian akibat COVID-19 diduga masih banyak yang tidak terlaporkan.
Suasana pemakaman jenazah dengan protokol COVID-19 di TPU Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara, Senin (28/6/2021). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
"Imbasnya, ketika menyusun strategi penanganan tidak ada data yang kuat. Kualitas penanganan pandemi pun juga turut dipertaruhkan," ujarnya.
Mardani lantas menilai jika alasan pemerintah karena ada persoalan dalam manajemen data, maka sudah seharusnya diperbaiki. Bukan malah dihindari dengan cara mengeluarkan dari indikator penangan COVID-19.
ADVERTISEMENT
"Logikanya, jika ada masalah data, tidak bisa serta merta dijadikan alasan untuk menghapus indikator tersebut. Ada masalah diperbaiki, bukan dihindari," katanya.
Dia tak ingin ada kesan yang muncul bahwa pemerintah ingin mengeluarkan data yang kualitasnya tak bagus dari indikator penilaian.
"Padahal semua data yang terkait COVID-19 masih dipertanyakan kualitasnya," pungkasnya.