Mardani soal Ma'ruf King of Silent, Puan Queen of Ghosting: Kritik Itu Vitamin

7 Juli 2021 13:37 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mardani Ali Sera. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Mardani Ali Sera. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Negeri Semarang (Unnes) mengkritik Wakil Presiden Ma'ruf Amin sebagai King of Silent dan Ketua DPR Puan Maharani sebagai Queen of Ghosting. Sikap mahasiswa itu menuai pro dan kontra.
ADVERTISEMENT
Anggota Komisi II DPR Fraksi PKS Mardani Ali Sera menilai kritik mahasiswa itu sah-sah saja disampaikan di alam demokrasi.
"Kritik adalah vitamin bagi demokrasi. Semua punya hak bicara," kata Mardani saat dimintai tanggapan, Rabu (7/7).
Menurut Mardani, kritik ini tak perlu direspons berlebihan. Sebab, pejabat harus menganggapnya sebagai masukan publik.
"Gelaran-gelaran itu anggap saja sebagai masukan bagi pejabat publik karena memang kita dapat fasilitas dari rakyat untuk menjaga mereka," urai legislator dapil Jakarta ini.
Untuk mahasiswa, Mardani menilai, sembari menjalankan fungsi kontrol sosial, mereka perlu menyiapkan diri sebagai calon penerus bangsa dengan berbagai kemampuan.
"Untuk para mahasiswa, bebas memberi masukan dan kritikan tapi lebih dari itu perlu menyiapkan diri dengan kemampuan teknokratis dan strategis untuk membangkitkan bangsa," pungkas Wakil Ketua BKSAP DPR ini.
ADVERTISEMENT
Diberitakan sebelumnya, salah satu alasan pemberian gelar king of Silent untuk Ma'ruf Amin dan Queen of Ghosting karena BEM Unnes menilai Ma'ruf Amin sebaiknya ikut membantu Presiden Jokowi dalam penanganan pandemi COVID-19. Tapi, ia lebih sering diam
Sementara Puan, BEM Unnes menilai Puan berperan dalam melahirkan sejumlah UU Kontroversial di Senayan seperti UU KPK, hingga UU Ciptaker.