Mardani soal Pelanggaran Protokol saat Kampanye Pilkada: Sangat Berbahaya
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Mereka yang menggelar kampanye tatap muka Pilkada 2020 pun masih banyak yang melanggar protokol kesehatan corona. Pelanggaran yang paling sering muncul saat kampanye pilkada adalah masih banyaknya kerumunan massa.
"Pertama ini sangat berbahaya. COVID-19 selalu berkorelasi dengan jumlah kerumunan. Tidak bisa dibiarkan berlanjut," kata Mardani Ali Sera saat dihubungi, Kamis (22/10).
Mardani mengatakan jika pelanggaran tak ditindak dengan tegas, dikhawatirkan akan timbul klaster virus corona di Pilkada 2020 . Kemudian, ia mencontohkan kasus corona di Malaysia yang meningkat karena adanya pemilu.
"Jika tidak bisa didisiplinkan bisa jadi klaster baru COVID-19. Malaysia sudah mengalami kenaikan jumlah positif COVID-19 pada pemilu sela di Sabah," tandas dia.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Ketua Bawaslu Abhan mengatakan saat ini baru 5 persen paslon yang melakukan kampanye secara daring. Abhan menuturkan alasan kampanye tatap muka masih dilakukan karena adanya kendala seperti kesiapan sarana hingga kesiapan masyarakat menggunakan teknologi.
"Kenapa paslon lebih mengedepankan pada metode konvensional tatap muka? Karena mungkin inilah ruang yang memang bisa berdiskusi dengan publik meskipun dibatasi jumlah peserta 50 (orang). Tetapi ini masih jadi primadona bagi paslon untuk kampanye tatap muka," kata Abhan, Rabu (21/10).