Mardani Ungkap Strategi Pendekatan Pilpres 2024: Tokoh, Narasi, Pemetaan Pemilih

8 Mei 2021 19:23 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi mencoblos saat pemilu. Foto: AFP/Chaideer Mahyuddin
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mencoblos saat pemilu. Foto: AFP/Chaideer Mahyuddin
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Meski masih tiga tahun lagi, peta Pilpres 2024 sudah mulai dibahas. Nama-nama kandidat capres 2024 seperti Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, hingga Anies Baswedan terus muncul di berbagai survei.
ADVERTISEMENT
Tidak adanya nama Jokowi dalam bursa capres karena sudah menjabat dua periode menimbulkan pertanyaan: siapa yang akan dijagokan partai politik untuk maju di 2024?
Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera, mengungkapkan ada tiga strategi utama yang harus dilakukan parpol. Strategi pertama adalah penokohan.
"Walau pun di Indonesia ini visi misi program partai sangat penting, tapi dengan tingkat sekolah rata-rata 7,2 tahun, sangat susah mendistribusikan tentang sesuatu yang strategis. Yang ada tokoh [maju] tiga kali. Karena itu setiap partai atau setiap calon harus mengokohkan keberadaan tokoh," kata Mardani, Sabtu (8/5).
Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera. Foto: Dok. PKS
Strategi kedua adalah narasi. Mardani menjelaskan, pendidikan masyarakat Indonesia bisa dinilai mentok dengan PISA Score (Program Penilaian Pelajar Internasional) di bagian literasi di peringkat 65 dari 67 negara, dengan 4 persen yang buta huruf tapi 60-70 persen buta literasi.
ADVERTISEMENT
"Makanya hoaks berseliweran, makanya critical thinking, analytical thinking tidak berjalan. Akhirnya tidak ada sesuatu yang mencerahkan, yang mengokohkan karena modal sosial, modal intelektual dari masyarakat akan menentukan sejauh apa kita bisa melompat," jelasnya.
Selain itu, Mardani menilai perlunya reformasi politik untuk memperkuat local wisdom, agar tidak terjebak dalam politik yang sakit.
"Untuk reformasi sistem politik kita yang selama ini cenderung politik dinasti, politik yang sakit, ini usulan kita untuk perkuat local wisdom. Itu narasi dari partai atau capres," tuturnya.
Strategi yang terakhir adalah pemetaan pemilih. Mardani pun menjelaskan pemilih PKS yang rentang usianya 40 tahun ke bawah angkanya di 44 persen. Menurutnya, ini pertama kali dalam sejarah pemilih kelompok muda yang dominan.
ADVERTISEMENT
"Sayangnya ini tidak diikuti dengan kuatnya kelas menengah, pendidikan kita, sistem sosial kita. Sehingga kalau pengalaman kami waktu di DKI, memang ketuk pintu salah satu yang efektif. Kedekatan proximity salah satu yang efektif. Sekarang media sosial kemungkinan akan jadi salah satu tools yang efektif," ujarnya.
"Tiga hal ini, tokoh, narasi, dan kekuatan big data untuk mendekati pemilih menjadi kunci untuk kemenangan Pilpres di 2024," pungkasnya.